Courtesy of TheVerge
Perjuangan Teknisi India Memperbaiki Laptop Bekas untuk Menjembatani Kesenjangan Digital
07 Apr 2025, 21.00 WIB
112 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perbaikan laptop dari komponen bekas membantu mengurangi limbah elektronik.
- Teknisi perbaikan seperti Sushil Prasad memainkan peran penting dalam menyediakan akses teknologi yang terjangkau.
- Diskusi tentang hukum hak untuk memperbaiki dapat mengubah industri perbaikan di India.
Di sebuah bengkel yang gelap dan berantakan di Nehru Place, Delhi, Sushil Prasad, seorang teknisi berusia 35 tahun, bekerja keras memperbaiki laptop-laptop tua. Ia mengumpulkan bagian-bagian dari laptop yang sudah tidak terpakai dan merakitnya menjadi laptop baru yang berfungsi. Banyak orang di India lebih memilih laptop yang terjangkau dan dapat digunakan daripada membeli model terbaru yang mahal. Laptop-laptop yang dirakit ini, yang sering disebut "Frankenstein," dijual kepada pelajar dan pekerja lepas dengan harga jauh lebih murah.
Prasad dan rekan-rekannya menghadapi tantangan besar dari perusahaan teknologi besar yang membuat perbaikan menjadi sulit dengan membatasi akses ke suku cadang dan menggunakan sistem yang memaksa orang untuk membeli perangkat baru. Meskipun begitu, mereka tetap berjuang untuk memberikan solusi bagi orang-orang yang tidak mampu membeli laptop baru. Mereka percaya bahwa dengan memperbaiki dan menggunakan kembali komponen, mereka dapat mengurangi limbah elektronik dan dampak lingkungan.
Pemerintah India sedang mempertimbangkan undang-undang yang mendukung hak untuk memperbaiki, tetapi kemajuan masih lambat. Sementara itu, banyak teknisi seperti Prasad dan pemulung di pasar e-waste seperti Seelampur terus bekerja untuk menyediakan suku cadang yang diperlukan. Meskipun ada risiko kesehatan yang terkait dengan pekerjaan mereka, permintaan untuk laptop yang terjangkau terus meningkat, dan mereka berharap industri perbaikan ini dapat diakui dan didukung secara resmi oleh pemerintah.
--------------------
Analisis Kami: Sektor perbaikan informal di India adalah pilar penting dalam menjembatani kesenjangan digital yang diciptakan oleh harga teknologi yang tinggi dan kendala perusahaan. Namun, tanpa dukungan regulasi dan perlindungan kesehatan, para teknisi dan pekerja e-waste akan terus menghadapi risiko besar, yang berpotensi menghambat kemajuan nyata dalam keberlanjutan dan akses teknologi.
--------------------
Analisis Ahli:
Satish Sinha: Perbaikan dan penggunaan ulang perangkat elektronik harus didukung karena dapat mengurangi limbah dan dampak lingkungan yang sangat besar, serta memberikan kesempatan kerja bagi banyak orang.
--------------------
What's Next: Jika regulasi hak untuk memperbaiki diterapkan dan sektor perbaikan diintegrasikan ke dalam ekonomi formal, industri ini dapat berkembang pesat, mengurangi limbah elektronik, dan memperluas akses teknologi terjangkau di India.
Referensi:
[1] https://theverge.com/tech/639126/india-frankenstein-laptops
[1] https://theverge.com/tech/639126/india-frankenstein-laptops
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Sushil Prasad di bengkel?A
Sushil Prasad bekerja merakit dan memperbaiki laptop dari komponen yang diambil dari perangkat yang sudah tidak terpakai.Q
Mengapa ada permintaan tinggi untuk laptop hybrid?A
Ada permintaan tinggi untuk laptop hybrid karena banyak orang yang tidak mampu membeli model terbaru dan hanya membutuhkan perangkat yang berfungsi dengan baik.Q
Apa tantangan yang dihadapi teknisi perbaikan di India?A
Tantangan yang dihadapi teknisi perbaikan termasuk akses terbatas ke suku cadang dan kebijakan dari perusahaan besar yang mempersulit perbaikan.Q
Bagaimana Seelampur berkontribusi pada industri perbaikan?A
Seelampur berkontribusi dengan menyediakan suku cadang dari e-waste yang diproses, yang membantu teknisi mendapatkan komponen yang diperlukan untuk perbaikan.Q
Apa yang sedang dibahas pemerintah India terkait hukum hak untuk memperbaiki?A
Pemerintah India sedang membahas hukum hak untuk memperbaiki, terinspirasi oleh upaya serupa di Uni Eropa dan Amerika Serikat.