Dampak Perang Dagang AS-China Terhadap Pasar Global dan Risiko Resesi Ekonomi
Courtesy of YahooFinance

Dampak Perang Dagang AS-China Terhadap Pasar Global dan Risiko Resesi Ekonomi

Menyediakan analisis tentang perubahan mendadak di pasar global dan dampak dari kebijakan tarif AS terhadap ekonomi global.

11 Apr 2025, 04.05 WIB
272 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar global.
  • Investor beralih ke aset aman seperti emas dan franc Swiss saat menghadapi ketidakpastian ekonomi.
  • Dampak tarif yang tinggi dapat menyebabkan resesi di AS dan perlambatan pertumbuhan di Tiongkok.
Orlando, Florida, United States - Setelah Wall Street mencatat salah satu hari terbaiknya dalam sejarah, pasar saham mengalami penurunan tajam pada hari Kamis. Permintaan untuk aset 'safe-haven' seperti emas dan franc Swiss melonjak, menunjukkan ketidakpastian yang tinggi di kalangan investor. Tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap barang-barang China tetap menjadi isu utama yang mempengaruhi sentimen pasar.
Meskipun ada jeda tarif yang diumumkan Trump, dampaknya terhadap ekonomi global masih signifikan. Mantan Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan bahwa kemungkinan resesi AS meningkat dan tarif Trump adalah 'luka yang dibuat sendiri'. Ekonom memperkirakan bahwa tarif efektif rata-rata AS akan mencapai tingkat tertinggi sejak 1909, yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.
Pasar global terus bergejolak dengan ketegangan perdagangan antara AS dan China yang semakin meningkat. Ekonom Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB China dan mengharapkan pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal yang signifikan dari Beijing. Investor terus mencari aset yang lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah, sementara pasar saham dan aset berisiko lainnya mengalami tekanan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/trading-day-market-nurses-huge-210501887.html

Analisis Ahli

Janet Yellen
"Tarif AS adalah luka yang self-inflicted dan meningkatkan kemungkinan resesi AS."
Tiffany Wilding (PIMCO)
"Setiap kenaikan tarif satu persen mengurangi pertumbuhan AS 0,1% dan mendorong inflasi naik, sehingga resesi menjadi sangat mungkin."
Frederik Ducrozet (Pictet Wealth Management)
"Perang dagang semakin dalam dan penuh risiko, mendorong proses 'decoupling' antara AS dan China."
Goldman Sachs Economists
"Pertumbuhan GDP China diperkirakan turun dan Beijing akan melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal secara signifikan."

Analisis Kami

"Perang dagang antara AS dan China telah menciptakan ketidakpastian besar di pasar keuangan yang mencerminkan ketegangan ekonomi yang dalam. Kondisi ini akan memaksa investor untuk terus mencari perlindungan di aset safe-haven sementara ekonomi global menghadapi risiko resesi yang nyata."

Prediksi Kami

Ketegangan perang dagang akan terus meningkat, dengan potensi penurunan pertumbuhan ekonomi global dan meningkatnya inflasi, diikuti oleh kemungkinan devaluasi yuan yang lebih agresif untuk melindungi ekonomi China, sehingga pasar global akan tetap penuh volatilitas dan ketidakpastian.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan penurunan tajam di pasar saham pada hari Kamis?
A
Penurunan tajam di pasar saham disebabkan oleh kembalinya ketidakpastian terkait tarif dan perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Q
Mengapa emas dan franc Swiss mengalami lonjakan harga?
A
Emas dan franc Swiss mengalami lonjakan harga karena investor mencari aset aman di tengah ketegangan pasar.
Q
Apa dampak dari tarif yang diberlakukan oleh AS terhadap ekonomi global?
A
Tarif yang diberlakukan oleh AS dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih tinggi di seluruh dunia.
Q
Siapa yang memberikan pandangan tentang kemungkinan resesi di AS?
A
Janet Yellen memberikan pandangan tentang kemungkinan resesi di AS akibat tarif yang tinggi.
Q
Apa yang diperkirakan oleh Goldman Sachs mengenai pertumbuhan ekonomi Tiongkok?
A
Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat menjadi 4,0% tahun ini dan 3,5% tahun depan.