Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Hims & Hers Rekrut Ahli AI dari Mobil Otonom untuk Percepat Layanan Kesehatan
Courtesy of TechCrunch
Sains
Kesehatan dan Obat-obatan

Hims & Hers Rekrut Ahli AI dari Mobil Otonom untuk Percepat Layanan Kesehatan

Mempercepat pengembangan produk berbasis AI di Hims & Hers dengan menggunakan keahlian CTO baru dari sektor kendaraan otonom demi meningkatkan diagnosis, pengobatan, dan efisiensi layanan telehealth mereka.

08 Mei 2025, 17.50 WIB
23 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Hims & Hers berfokus pada penggunaan teknologi AI untuk meningkatkan layanan kesehatan.
  • Pengangkatan Mo Elshenawy sebagai CTO menunjukkan komitmen perusahaan untuk inovasi berbasis data.
  • Hims & Hers mengumpulkan data pasien untuk menciptakan model AI yang dapat membantu diagnosis dan perawatan.
San Francisco, California, Amerika Serikat - Hims & Hers, perusahaan telehealth asal San Francisco, mengangkat Mo Elshenawy sebagai CTO baru. Ia sebelumnya memimpin teknologi di perusahaan mobil otonom Cruise. Keputusan ini didasari oleh kebutuhan perusahaan untuk mempercepat pengembangan produk berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam bidang kesehatan yang sangat sensitif.
Baca juga: Diligent Robotics Perkuat Tim untuk Perluas Robot Moxi di Rumah Sakit
CEO Andrew Dudum menyatakan bahwa memilih pemimpin teknologi dari sektor kendaraan otonom adalah langkah strategis karena keduanya menggunakan AI di lingkungan dengan risiko tinggi dan regulasi ketat, di mana kepercayaan dan keselamatan adalah hal utama. Mo Elshenawy pun melihat perpindahan ini tidak sesulit yang dibayangkan karena prinsip AI yang sama berlaku.
Hims & Hers sejak berdiri di 2017 awalnya fokus pada kesehatan pria. Kini perusahaan sudah memperluas layanan kesehatan wanita, kesehatan mental, dan pengelolaan berat badan. Mereka mengumpulkan data anonim dari jutaan pasien untuk mengembangkan model AI yang membantu dokter dalam mendiagnosis dan meresepkan obat dengan lebih akurat.
Perusahaan sudah meluncurkan alat bernama MedMatch untuk membantu pengobatan kesehatan mental dengan bimbingan dokter sebagai pengambil keputusan akhir. CEO Dudum menegaskan bahwa AI bertugas sebagai alat bantu yang memberikan konteks dan alasan di balik rekomendasi medis agar tenaga kesehatan lebih efisien dan akurat.
Baca juga: Saham Hims & Hers Jatuh Setelah Hukuman Novo Nordisk dan Tantangan Bisnis Baru
Selain merekrut CTO baru, Hims & Hers juga telah menunjuk mantan eksekutif Amazon sebagai Chief of Operations. Hal ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk berkembang dengan dukungan teknologi canggih demi melayani hingga puluhan ribu pasien setiap hari secara lebih efektif dan aman.
Sumber: https://techcrunch.com/2025/05/08/hims-hers-ceo-turned-to-the-autonomous-vehicle-industry-to-find-an-ai-savvy-exec/

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa yang diangkat sebagai CTO baru Hims & Hers?
A
Mo Elshenawy diangkat sebagai CTO baru Hims & Hers.
Q
Apa latar belakang Mo Elshenawy sebelum bergabung dengan Hims & Hers?
A
Sebelum bergabung dengan Hims & Hers, Mo Elshenawy adalah presiden dan CTO di perusahaan mobil otonom Cruise.
Q
Mengapa Andrew Dudum mencari pemimpin dari sektor mobil otonom?
A
Andrew Dudum mencari pemimpin dari sektor mobil otonom untuk membantu mempercepat agenda produk berbasis AI perusahaan.
Q
Apa tujuan utama Hims & Hers dalam menggunakan teknologi AI?
A
Tujuan utama Hims & Hers dalam menggunakan teknologi AI adalah untuk mempercepat perawatan kesehatan dan meningkatkan efisiensi serta akurasi dalam pengambilan keputusan klinis.
Q
Apa yang dimaksud dengan 'MedMatch' yang dikembangkan oleh Hims & Hers?
A
MedMatch adalah alat yang membantu dokter merekomendasikan perawatan terkait kesehatan mental yang dikembangkan oleh Hims & Hers.

Artikel Serupa

Perbandingan Saham Hims & Hers dan Amwell: Siapa Pemenang Telehealth Saat Ini?
Perbandingan Saham Hims & Hers dan Amwell: Siapa Pemenang Telehealth Saat Ini?
Dari YahooFinance
Sprinter Health: Layanan Kesehatan di Rumah untuk Jaga Pasien Tetap Sehat Dimasa Pandemi
Sprinter Health: Layanan Kesehatan di Rumah untuk Jaga Pasien Tetap Sehat Dimasa Pandemi
Dari TechCrunch
Hims & Hers Health, Inc. (HIMS): Teori Kasus Bull
Hims & Hers Health, Inc. (HIMS): Teori Kasus Bull
Dari YahooFinance
YC-backed Taxo mengumpulkan Rp 82.22 miliar ($5M)  untuk mengurangi administrasi kesehatan dengan 'mesin penalaran' AI-nya.
YC-backed Taxo mengumpulkan Rp 82.22 miliar ($5M) untuk mengurangi administrasi kesehatan dengan 'mesin penalaran' AI-nya.
Dari TechCrunch
Raksasa farmasi AS Merck mendukung pasar kesehatan HD di Asia Tenggara.
Raksasa farmasi AS Merck mendukung pasar kesehatan HD di Asia Tenggara.
Dari TechCrunch
Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta)  untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'
Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta) untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'
Dari TechCrunch
Perbandingan Saham Hims & Hers dan Amwell: Siapa Pemenang Telehealth Saat Ini?YahooFinance
Sains
1 bulan lalu
47 dibaca

Perbandingan Saham Hims & Hers dan Amwell: Siapa Pemenang Telehealth Saat Ini?

Sprinter Health: Layanan Kesehatan di Rumah untuk Jaga Pasien Tetap Sehat Dimasa PandemiTechCrunch
Sains
2 bulan lalu
78 dibaca

Sprinter Health: Layanan Kesehatan di Rumah untuk Jaga Pasien Tetap Sehat Dimasa Pandemi

Hims & Hers Health, Inc. (HIMS): Teori Kasus BullYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
46 dibaca

Hims & Hers Health, Inc. (HIMS): Teori Kasus Bull

YC-backed Taxo mengumpulkan Rp 82.22 miliar ($5M)  untuk mengurangi administrasi kesehatan dengan 'mesin penalaran' AI-nya.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
122 dibaca

YC-backed Taxo mengumpulkan Rp 82.22 miliar ($5M) untuk mengurangi administrasi kesehatan dengan 'mesin penalaran' AI-nya.

Raksasa farmasi AS Merck mendukung pasar kesehatan HD di Asia Tenggara.TechCrunch
Sains
5 bulan lalu
84 dibaca

Raksasa farmasi AS Merck mendukung pasar kesehatan HD di Asia Tenggara.

Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta)  untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'TechCrunch
Bisnis
6 bulan lalu
122 dibaca

Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta) untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'