Courtesy of Forbes
Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata yang sudah mulai mempengaruhi pantai di seluruh dunia akibat kenaikan permukaan laut. Negara-negara kecil yang terancam, seperti Kepulauan Solomon dan Maladewa, hanya menyumbang sekitar 1% emisi global, tetapi mereka menghadapi dampak yang sangat berat, seperti badai yang parah dan kenaikan suhu laut. Data dari NASA menunjukkan bahwa sejak tahun 1990-an, permukaan laut global telah meningkat rata-rata 0,13 inci per tahun, yang berpotensi mengancam komunitas yang telah ada selama berabad-abad. Di Florida, misalnya, permukaan laut telah naik 8 inci sejak tahun 1950-an, mengancam rumah dan infrastruktur penting.
Baca juga: Bagaimana Memulihkan Terumbu Karang Dapat Menyelamatkan Jutaan Dalam Kerugian Banjir Pesisir
Di COP28, para pemimpin dunia membahas ancaman serius perubahan iklim terhadap negara-negara kecil ini. Mereka memperingatkan bahwa jika suhu global meningkat 2,5°C pada tahun 2100, permukaan laut bisa naik hingga 58 cm, yang dapat memindahkan sekitar 430 juta orang. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang mencakup pengurangan emisi, restorasi ekosistem, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim. Langkah-langkah seperti membangun dinding laut dan memulihkan mangrove dapat membantu melindungi pantai dan mendukung keberlanjutan ekonomi serta budaya masyarakat yang terancam.