Ilmuwan Temukan Alam Semesta Lebih Cepat Menghilang Karena Radiasi Hawking
Courtesy of InterestingEngineering

Ilmuwan Temukan Alam Semesta Lebih Cepat Menghilang Karena Radiasi Hawking

Mengestimasi ulang waktu yang dibutuhkan objek-objek stellar seperti lubang hitam dan bintang putih untuk menguap melalui radiasi mirip Hawking sehingga menentukan kapan alam semesta akan berakhir berdasarkan proses tersebut.

InterestingEngineering
Dari InterestingEngineering
12 Mei 2025 pukul 23.29 WIB
75 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penelitian menunjukkan bahwa akhir alam semesta mungkin lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
  • Hawking radiation dapat diterapkan pada berbagai objek kosmik, tidak hanya black holes.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk objek kosmik menguap masih sangat panjang, mencapai 10^78 tahun.
Nijmegen, Gelderland, Netherlands - Para ilmuwan dari Radboud University di Belanda menemukan bahwa alam semesta mungkin akan berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mereka menghitung waktu yang dibutuhkan objek kosmik seperti lubang hitam dan bintang putih untuk menguap melalui proses yang mirip dengan radiasi Hawking. Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa objek-objek ini akan menghilang dalam waktu sekitar 10 pangkat 78 tahun, bukan 10 pangkat 1100 tahun seperti yang dipercaya sebelumnya.
Radiasi Hawking adalah sebuah fenomena yang ditemukan oleh Profesor Stephen Hawking pada tahun 1975. Ia menyatakan bahwa materi bisa meloloskan diri dari lubang hitam lewat mekanisme kuantum, yang menyebabkan lubang hitam pelan-pelan memudar dan menguap menjadi partikel dan radiasi. Ini bertentangan dengan teori Einstein yang menyatakan lubang hitam tidak bisa hancur. Tim ilmuwan ini memperluas konsep radiasi Hawking tidak hanya untuk lubang hitam, tapi juga untuk objek yang memiliki medan gravitasi lainnya.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menghitung berapa lama sebuah bintang putih — objek yang sangat tahan lama di alam semesta — bisa bertahan menggunakan teori radiasi Hawking. Hasilnya menunjukkan masa hidupnya jauh lebih singkat dari yang diduga sebelumnya. Bahkan benda seperti bulan dan manusia diperkirakan menguap dalam jangka waktu 10 pangkat 90 tahun berdasarkan proses ini. Ini memperlihatkan bagaimana radiasi Hawking bisa memengaruhi berbagai objek berbobot astronomis hingga yang lebih kecil.
Tim peneliti yang terdiri dari Heino Falcke, Michael Wondrak, dan Walter van Suijlekom berharap penemuan ini tidak hanya membantu menghitung kapan alam semesta akan berakhir, tapi juga memperdalam pemahaman kita akan teori radiasi Hawking yang masih penuh misteri. Dengan mempelajari bagaimana benda-benda ekstrem ini menjadi menguap, mereka berharap suatu saat bisa menguak rahasia penting tentang fisika kuantum dan gravitasi.
Meskipun angka 10 pangkat 78 tahun masih terdengar sangat lama, para ilmuwan mengingatkan bahwa ini tetap lebih cepat dibanding perkiraan awal. Hal ini menjadi sebuah pengingat bahwa alam semesta memiliki batas waktu dan segala sesuatu yang kita kenal bisa hilang suatu hari nanti. Tetapi untuk sekarang, kita masih punya waktu sangat panjang untuk terus belajar dan mengeksplorasi keindahan kosmos.

Artikel Serupa

Apakah Energi Gelap Menjadi Lebih Lemah? Bukti Baru Memperkuat Kasusnya.QuantaMagazine
Sains
1 bulan lalu
38 dibaca

Apakah Energi Gelap Menjadi Lebih Lemah? Bukti Baru Memperkuat Kasusnya.

Lubang hitam: Akhir atau awal? Teori lubang putih yang baru menantang fisika.InterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
95 dibaca

Lubang hitam: Akhir atau awal? Teori lubang putih yang baru menantang fisika.

Apakah kita hidup di dalam lubang hitam? Survei James Webb terhadap 263 galaksi menunjukkan kemungkinan ya.InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
115 dibaca

Apakah kita hidup di dalam lubang hitam? Survei James Webb terhadap 263 galaksi menunjukkan kemungkinan ya.

Mesin kuantum menunjukkan bagaimana gelembung kosmik dapat runtuh dan membuat alam semesta 'seperti rumah kartu'.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
83 dibaca

Mesin kuantum menunjukkan bagaimana gelembung kosmik dapat runtuh dan membuat alam semesta 'seperti rumah kartu'.

Kerdil putih yang berani mengalami pertemuan dekat dengan lubang hitam masif.Reuters
Sains
4 bulan lalu
69 dibaca

Kerdil putih yang berani mengalami pertemuan dekat dengan lubang hitam masif.

Studi baru menghancurkan teori energi gelap, mengatakan bahwa ekspansi alam semesta tidak merata.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
180 dibaca

Studi baru menghancurkan teori energi gelap, mengatakan bahwa ekspansi alam semesta tidak merata.