Courtesy of InterestingEngineering
Kemajuan AI China Ubah Cara Simulasi Pertempuran Militer Secara Cepat
Menggambarkan kemajuan dalam teknologi AI untuk otomatisasi dan peningkatan simulasi perencanaan militer serta menyoroti upaya global dan tantangan etis yang muncul.
16 Mei 2025, 16.29 WIB
15 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penerapan kecerdasan buatan dalam perencanaan militer dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan perencanaan.
- Tiongkok dan AS berinvestasi besar dalam teknologi militer yang mengandalkan kecerdasan buatan.
- Isu etika terkait penggunaan kecerdasan buatan di militer semakin penting seiring meningkatnya penerapan teknologi ini.
Xi’an, Shaanxi, China - Sebuah tim riset dari Xi’an Technological University, China, berhasil menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat simulasi pertempuran militer dengan sangat cepat dan kompleks. Menggunakan model bahasa besar bernama DeepSeek, AI ini mampu menciptakan 10.000 skenario medan tempur hanya dalam waktu 48 detik. Sementara itu, jika dilakukan oleh manusia, pekerjaan ini bisa memakan waktu hingga 48 jam.
Teknologi ini bukan hanya mempercepat proses, tetapi juga menghasilkan rencana yang lebih detail, termasuk pergerakan pasukan dan prediksi berbagai peristiwa di medan perang. Sistem ini dapat memetakan pola dan data luas untuk membangun gambaran situasi tempur, yang membantu dalam menguji berbagai strategi di lingkungan digital antar simulasi virtual dan kenyataan.
Kecanggihan AI dalam perencanaan militer juga menjadi tren global. Amerika Serikat mengembangkan platform Thunderforge bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Microsoft dan Google. Selain itu, proyek JADC2 bertujuan menghubungkan seluruh sensor militer di berbagai cabang menggunakan jaringan AI untuk meningkatkan keputusan secara real-time.
Beberapa negara lain seperti Israel, dengan sistem Habsora, serta negara-negara Eropa yang mengembangkan teknologi drone dan pengawasan berbasis AI, turut menjadikan kecerdasan buatan bagian penting dalam strategi pertahanan. Namun, penggunaan AI militer juga menimbulkan kekhawatiran etis, yang sedang dibahas oleh PBB dan beberapa negara penting secara global.
Baca juga: PLA China menggunakan DeepSeek AI dalam peran non-tempur, kemungkinan penempatan di medan perang.
Saat ini belum ada aturan internasional yang mengikat tentang penggunaan AI di bidang militer. Negara-negara seperti AS, Rusia, China, dan India lebih memilih menetapkan pedoman di tingkat nasional. Penting sekali dibuat regulasi global demi memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab dalam era perang yang semakin pintar.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang memimpin tim riset di Universitas Teknologi Xi'an?A
Tim riset di Universitas Teknologi Xi'an dipimpin oleh Profesor Fu Yanfang.Q
Apa kemampuan utama dari model kecerdasan buatan DeepSeek?A
Model kecerdasan buatan DeepSeek dapat merekonstruksi 10.000 situasi pertempuran dalam waktu 48 detik.Q
Sistem militer mana yang menggunakan kecerdasan buatan untuk perencanaan?A
Sistem Thunderforge adalah salah satu proyek yang menggunakan kecerdasan buatan untuk perencanaan militer di AS.Q
Apa yang dilakukan sistem Habsora di Israel?A
Sistem Habsora di Israel digunakan untuk membantu dalam keputusan penargetan, mampu menghasilkan hingga 100 target bom setiap hari.Q
Mengapa etika teknologi menjadi penting dalam penggunaan kecerdasan buatan di militer?A
Etika teknologi penting untuk memastikan penggunaan kecerdasan buatan di militer dilakukan secara bertanggung jawab dan tidak menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.