Courtesy of TheVerge
Ancaman Tarif 25% Trump pada Apple Dorong Produksi iPhone di Amerika?
Mengancam penerapan tarif 25 persen untuk produk Apple dan smartphone lainnya jika produksi tidak dilakukan di Amerika Serikat guna mendorong relokasi produksi ke AS.
24 Mei 2025, 03.03 WIB
526 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Trump mengancam tarif tinggi pada Apple dan Samsung jika produksi tidak dilakukan di AS.
- Apple dan Foxconn sedang memperluas produksi di India untuk memenuhi permintaan pasar.
- Diversifikasi produksi oleh perusahaan teknologi dipicu oleh ketegangan perdagangan dan pandemi Covid-19.
Washington D.C., Amerika Serikat - Presiden Donald Trump mengeluarkan ancaman bagi Apple dan produsen smartphone lain terkait produksi perangkat mereka. Ia meminta agar iPhone yang dijual di Amerika Serikat diproduksi di dalam negeri. Jika tidak, Trump menyatakan Apple harus membayar tarif setidaknya 25 persen.
Menghadapi keputusan Apple yang berencana memproduksi iPhone di India, Trump menegaskan bahwa aturan tarif itu juga akan berlaku untuk perusahaan lain seperti Samsung agar adil. Ancaman tarif ini direncanakan akan mulai berlaku pada akhir Juni.
Apple sudah lama mendiversifikasi produksinya keluar dari China, khususnya ke India. Foxconn, sebagai mitra utama Apple, sedang membangun pabrik senilai 1,5 miliar dolar di Chennai, India untuk memproduksi bagian-bagian iPhone. Hal ini didorong oleh beragam faktor termasuk pandemi dan ketegangan dagang AS-China.
Meski Apple telah berjanji investasi besar di Amerika Serikat, banyak ahli menyatakan bahwa memproduksi iPhone 'Made in America' sulit dilakukan. Bahkan Steve Jobs pernah mengatakan kepada Presiden Obama bahwa pekerjaan manufaktur iPhone kemungkinan besar tidak akan kembali ke AS.
Tarif yang berlaku untuk produk impor dari India adalah 10 persen, sedangkan China dikenakan tarif yang lebih tinggi. Sementara beberapa produk Apple memang dikecualikan dari tarif tinggi AS-China, ketidakpastian ini memicu Apple terus mengembangkan produksi di luar China.
--------------------
Analisis Kami: Ancaman tarif Donald Trump menunjukkan ketegangan dalam kebijakan perdagangan yang dapat memperlambat diversifikasi produksi Apple tapi tetap menghadapi tantangan biaya yang tinggi. Upaya ini mungkin tidak efektif karena rantai pasok teknologi sangat kompleks dan sulit untuk direlokasi secara cepat tanpa dampak besar pada harga dan pasokan.
--------------------
Analisis Ahli:
Tim Bajarin (Analis Teknologi): Kebijakan ini akan menyebabkan ketidakpastian besar dalam produksi teknologi global dan berpotensi menaikkan harga konsumen tanpa hasil signifikan dalam membawa kembali manufaktur ke AS.
Gene Munster (Mantan Analis Apple): Sulit bagi Apple untuk sepenuhnya memindahkan produksi ke AS karena keterbatasan infrastruktur dan biaya tinggi, sehingga tarif seperti ini hanya menambah ketegangan tanpa solusi praktis.
--------------------
What's Next: Apple dan perusahaan smartphone lainnya kemungkinan akan terus mengalihkan sebagian produksi ke negara luar AS untuk menghindari tarif tinggi, sambil mencari cara strategis untuk menyesuaikan operasi guna menurunkan dampak biaya dari kebijakan tersebut.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/673424/trump-apple-iphone-tariff-25-percent-india
[1] https://theverge.com/news/673424/trump-apple-iphone-tariff-25-percent-india
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diancamkan Trump terhadap Apple?A
Trump mengancam Apple dengan tarif setidaknya 25 persen jika iPhone tidak diproduksi di AS.Q
Mengapa Trump menginginkan produksi iPhone di AS?A
Trump ingin memastikan bahwa produk yang dijual di AS diproduksi di dalam negeri untuk mendukung ekonomi lokal.Q
Apa yang sedang dilakukan Foxconn terkait produksi iPhone?A
Foxconn sedang mengembangkan pabrik baru senilai $1,5 miliar di India untuk meningkatkan produksi iPhone.Q
Bagaimana pengaruh tarif terhadap perusahaan seperti Samsung?A
Tarif dapat memberikan beban finansial yang signifikan bagi perusahaan seperti Samsung jika mereka tidak memproduksi di AS.Q
Apa tanggapan Apple terhadap ancaman tarif Trump?A
Apple belum memberikan tanggapan resmi terhadap ancaman tarif Trump, tetapi mereka telah berinvestasi besar di AS.