Pengaruh Miliarder Teknologi Terhadap Kebijakan Publik dan Demokrasi di Washington
Courtesy of TechCrunch

Pengaruh Miliarder Teknologi Terhadap Kebijakan Publik dan Demokrasi di Washington

Mengungkap bagaimana budaya startup dan pengaruh para miliarder teknologi di Washington memengaruhi kebijakan publik, inovasi, serta keberlangsungan demokrasi.

TechCrunch
DariĀ TechCrunch
28 Mei 2025, 23.16 WIB
49 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Budaya startup tidak selalu cocok untuk kebijakan publik yang melibatkan kepentingan masyarakat.
  • Pengaruh billionaire teknologi dalam regulasi pemerintah semakin meningkat.
  • Ada ketegangan antara inovasi cepat dan kebutuhan untuk menjaga kepentingan demokrasi.
Washington, Amerika Serikat - Budaya startup yang identik dengan cepat dan berani mengubah hal dianggap sangat cocok untuk menciptakan aplikasi baru atau membangun perusahaan sukses. Namun, budaya ini dianggap kurang cocok saat diterapkan dalam distribusi manfaat kepada jutaan orang yang memiliki kepentingan nyata dan riil.
Daniel Weiner dari Brennan Center for Justice menegaskan bahwa kebijakan publik membutuhkan pendekatan yang lebih hati-hati daripada budaya 'move fast and break things' ala Silicon Valley. Sayangnya, budaya startup ini masih terus memengaruhi kebijakan, terutama karena pengaruh miliarder teknologi yang semakin besar di Washington.
Elon Musk jadi contoh utama pengaruh ini, dengan menghabiskan hampir Rp 4.93 triliun ($300 juta) untuk mendukung Donald Trump dan kini menguasai badan federal yang mengatur bisnis-bisnisnya. Selain Musk, nama-nama lain seperti Peter Thiel, Marc Andreessen, dan Palmer Luckey juga punya jaringan kuat yang memasuki lingkaran pembuat kebijakan.
Perusahaan-perusahaan milik mereka, seperti SpaceX, xAI, Palantir, dan Anduril, telah berhasil mendapatkan kontrak federal senilai miliaran dolar. Mereka tidak hanya mendapatkan uang dari pemerintah, tapi juga ikut memengaruhi pembuatan aturan dari dalam sistem.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseimbangan antara inovasi dan demokrasi, serta bagaimana kepentingan publik dapat tetap terlindungi di tengah masuknya budaya startup dan pengaruh miliarder teknologi ke dalam proses kebijakan pemerintah.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dikatakan Daniel Weiner tentang budaya startup?
A
Daniel Weiner mengatakan bahwa budaya startup tidak cocok untuk distribusi manfaat publik yang besar karena melibatkan kepentingan nyata dari orang-orang.
Q
Siapa saja billionaire teknologi yang disebutkan dalam artikel ini?
A
Billionaire teknologi yang disebutkan adalah Elon Musk, Peter Thiel, Marc Andreessen, dan Palmer Luckey.
Q
Berapa banyak kontrak federal yang telah diamankan oleh Musk dan perusahaannya?
A
Musk dan perusahaannya telah mengamankan lebih dari $6 miliar dalam kontrak federal.
Q
Apa pengaruh teknologi terhadap kebijakan publik yang disebutkan dalam artikel?
A
Teknologi memiliki pengaruh besar dalam kebijakan publik karena para billionaire ini memiliki jaringan kuat yang mencapai lingkaran pengambil keputusan.
Q
Mengapa 'move fast and break things' tidak diterima dengan baik oleh masyarakat umum?
A
'Move fast and break things' tidak diterima dengan baik karena dapat merusak kepentingan masyarakat dan stabilitas yang diperlukan dalam kebijakan publik.

Artikel Serupa

Apakah Silicon Valley masih menjadi tempat terbaik untuk startup? Ryan Hinkle dari Insight Partners tidak berpikir demikian.TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
75 dibaca

Apakah Silicon Valley masih menjadi tempat terbaik untuk startup? Ryan Hinkle dari Insight Partners tidak berpikir demikian.

Elon Musk dan Sam Altman pada dasarnya sedang dalam pertarungan rap.TechCrunch
Teknologi
4 bulan lalu
222 dibaca

Elon Musk dan Sam Altman pada dasarnya sedang dalam pertarungan rap.

Lupakan 'Mode Pendiri,' bagaimana dengan Mode Pelanggan?TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
53 dibaca

Lupakan 'Mode Pendiri,' bagaimana dengan Mode Pelanggan?

Bagaimana para pendiri memposisikan diri mereka untuk 4 tahun ke depan?TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
179 dibaca

Bagaimana para pendiri memposisikan diri mereka untuk 4 tahun ke depan?

Aplikasi belanja livestream senilai Rp 82.22 triliun ($5 miliar) , Nvidia mengungkapkan, dan teknologi paling aneh di CES.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
127 dibaca

Aplikasi belanja livestream senilai Rp 82.22 triliun ($5 miliar) , Nvidia mengungkapkan, dan teknologi paling aneh di CES.

Apakah perusahaan AI sekarang hanya teknologi pertahanan?TechCrunch
Finansial
5 bulan lalu
143 dibaca

Apakah perusahaan AI sekarang hanya teknologi pertahanan?