Courtesy of NatureMagazine
Menguji Pengaruh ChatGPT Terhadap Aktivitas Otak Saat Menulis Esai
Mengukur dan membandingkan aktivitas otak manusia saat menulis esai dengan bantuan chatbot, pencarian internet, atau tanpa alat digital, untuk memahami pengaruh AI terhadap keterlibatan otak dan potensi dampak kognitif jangka panjang.
25 Jun 2025, 07.00 WIB
90 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penggunaan chatbot seperti ChatGPT dapat mengurangi keterlibatan otak saat menyelesaikan tugas menulis.
- Lebih banyak aktivitas otak tidak selalu berarti lebih baik; bisa jadi tanda kelebihan beban kognitif.
- Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan tidak dapat memberikan jawaban definitif mengenai dampak jangka panjang dari penggunaan AI.
Boston , Amerika Serikat - Penelitian ini mencoba memahami bagaimana penggunaan chatbot seperti ChatGPT mempengaruhi aktivitas otak manusia saat menulis esai dibandingkan dengan penggunaan alat pencarian internet biasa atau tanpa bantuan alat digital sama sekali. Para peneliti ingin mengetahui apakah teknologi AI membuat manusia menjadi kurang terlibat secara kognitif saat mengerjakan tugas-tugas intelektual.
Sebanyak 60 mahasiswa dari beberapa universitas di Boston dibagi ke dalam tiga kelompok untuk menulis esai menggunakan ChatGPT, Google tanpa AI, atau tanpa akses online sama sekali. Aktivitas otak mereka direkam menggunakan alat EEG untuk mengamati bagaimana berbagai bagian otak bekerja selama penulisan esai.
Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang menulis esai tanpa bantuan alat apapun memiliki konektivitas otak yang paling kuat dan aktif, terutama area yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka juga lebih mampu mengutip kembali esainya. Sementara itu, pengguna Google lebih aktif di area memori dan penglihatan, dan pengguna ChatGPT menunjukkan aktivitas otak yang paling rendah.
Meskipun hasil ini tampak menunjukkan bahwa penggunaan chatbot mengurangi keterlibatan otak, peneliti mengingatkan agar hasil ini tidak disalahartikan sebagai tanda 'kemalasan otak' atau penurunan kecerdasan. Penelitian ini bersifat awal dan terbatas, sehingga masih belum jelas bagaimana penggunaan AI mempengaruhi otak dalam jangka panjang.
Penelitian ini membuka diskusi penting mengenai bagaimana manusia menggunakan teknologi AI dalam pembelajaran dan pekerjaan. Ini juga menunjukkan perlunya studi lebih mendalam untuk memahami dampak kognitif jangka panjang dari alat AI dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: https://nature.com/articles/d41586-025-02005-y
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan utama penelitian yang dilakukan oleh Nataliya Kosmyna dan timnya?A
Tujuan utama penelitian adalah untuk mengevaluasi bagaimana penggunaan chatbot seperti ChatGPT memengaruhi aktivitas otak saat menulis.Q
Apa yang diukur dalam penelitian ini?A
Dalam penelitian ini, aktivitas gelombang otak diukur menggunakan elektroensefalografi (EEG) saat peserta menulis esai.Q
Apa hasil utama yang ditemukan dalam penelitian terkait penggunaan ChatGPT?A
Hasil utama menunjukkan bahwa peserta yang menggunakan ChatGPT menunjukkan keterlibatan otak yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan alat daring.Q
Mengapa lebih banyak konektivitas otak tidak selalu dianggap baik?A
Lebih banyak konektivitas otak bisa mencerminkan keterlibatan yang lebih dalam, tetapi juga bisa menunjukkan kebingungan atau kelebihan beban kognitif.Q
Apa saja keterbatasan dari penelitian ini?A
Keterbatasan penelitian ini termasuk jumlah peserta yang terbatas dan waktu yang singkat, sehingga tidak bisa menyimpulkan dampak jangka panjang dari penggunaan chatbot.