AI dan Dunia Kerja: Perubahan Keterampilan, Bukan Pengangguran Massal
Courtesy of TheJakartaPost

AI dan Dunia Kerja: Perubahan Keterampilan, Bukan Pengangguran Massal

Menggambarkan prediksi, dampak, dan adaptasi dunia kerja terhadap perkembangan AI sekaligus menekankan perlunya pengembangan keterampilan dan transformasi budaya dalam menghadapi teknologi baru ini.

14 Jun 2025, 17.55 WIB
83 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Proyeksi pengangguran akibat AI mungkin berlebihan, tetapi keterampilan yang dibutuhkan akan berubah.
  • Keterampilan interpersonal dan kemampuan berpikir strategis akan menjadi lebih penting di masa depan.
  • Investasi dalam pelatihan dan perubahan budaya harus sejalan dengan adopsi teknologi AI.
Paris, Perancis - Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan pengangguran massal. Namun, perusahaan besar di bidang perekrutan seperti ManpowerGroup menyatakan bahwa prediksi ini kemungkinan besar berlebihan. Mereka melihat bahwa AI akan mengubah jenis keterampilan yang dibutuhkan, bukan menggantikan manusia sepenuhnya.
Menurut laporan dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), meskipun banyak pekerja terpapar teknologi AI generatif, hanya sedikit pekerjaan yang saat ini berisiko tinggi untuk diotomatisasi sepenuhnya. Model AI yang bertindak semi-otonom menunjukkan perkembangan pesat, namun dampaknya lebih kepada berubahnya cara dan fokus pekerjaan, serta bagaimana waktu yang dihemat dari efisiensi kerja dimanfaatkan.
Para ahli dan perusahaan menyoroti bahwa kemampuan interpersonal, penilaian etis, layanan pelanggan, serta sikap kewirausahaan akan menjadi keterampilan yang sangat berharga bagi pekerja di masa depan. Namun, pelatihan dan pengembangan keterampilan tersebut belum berkembang seiring dengan kemajuan teknologi AI, menunjukkan perlunya investasi lebih besar dalam sumber daya manusia dan transformasi budaya.
Dalam industri perekrutan sendiri, AI sudah mengubah cara kerja, di mana pelamar menggunakan AI untuk meningkatkan proses lamaran mereka, bahkan kadang menggunakan bot pada tahap wawancara. Sebaliknya, para perekrut juga memanfaatkan AI terutama untuk membuat deskripsi pekerjaan dan menyaring aplikasi, meskipun penggunaannya dalam wawancara masih terbatas.
Kesimpulannya, fokus dunia kerja perlu beralih dari hanya mengandalkan keterampilan teknis saat ini menjadi mengevaluasi potensi, sikap kerja, dan kemampuan adaptasi individu. Dengan begitu, AI bisa menjadi alat untuk mendukung kemampuan manusia, bukan menggantikannya, sambil membuka peluang untuk pekerjaan yang lebih kreatif dan bernilai tambah.
Sumber: https://www.thejakartapost.com/business/2025/06/14/ais-arrival-at-work-reshaping-employers-hunt-for-talent.html

Artikel Serupa

Masa depan obrolan di tempat kerja: lebih banyak agen AI, lebih sedikit manusia.Axios
Teknologi
5 bulan lalu
137 dibaca

Masa depan obrolan di tempat kerja: lebih banyak agen AI, lebih sedikit manusia.

EmployAI Bulan Ini, Copilot Perangkat Lunak di Tempat KerjaForbes
Teknologi
5 bulan lalu
124 dibaca

EmployAI Bulan Ini, Copilot Perangkat Lunak di Tempat Kerja

Bagaimana AI Akan Benar-Benar Merevolusi Pasar Kerja: Pendapat Para Ahli TeknologiForbes
Teknologi
5 bulan lalu
233 dibaca

Bagaimana AI Akan Benar-Benar Merevolusi Pasar Kerja: Pendapat Para Ahli Teknologi

Mengapa Agen AI—Bukan ChatGPT—Akan Mendominasi Tahun 2025Forbes
Teknologi
6 bulan lalu
200 dibaca

Mengapa Agen AI—Bukan ChatGPT—Akan Mendominasi Tahun 2025

Perdebatan sengit di Davos mengenai nilai bisnis AIAxios
Teknologi
6 bulan lalu
147 dibaca

Perdebatan sengit di Davos mengenai nilai bisnis AI

Jebakan personifikasi AIAxios
Teknologi
6 bulan lalu
155 dibaca

Jebakan personifikasi AI