Courtesy of SCMP
Uni Eropa Perlu Waktu Lama Kurangi Ketergantungan pada Logam Tanah Jarang China
Mengurangi ketergantungan Uni Eropa pada pasokan logam tanah jarang dari China dengan mendiversifikasi sumber impor dan meningkatkan kapasitas daur ulang.
10 Jul 2025, 16.31 WIB
135 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Uni Eropa menghadapi risiko strategis terkait ketergantungan pada pasokan bumi langka dari Tiongkok.
- Strategi diversifikasi pasokan dan peningkatan kapasitas daur ulang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan.
- Ketergantungan ini bukan akibat dari perselisihan antara Tiongkok dan AS, tetapi merupakan masalah yang disengaja dari Tiongkok.
Brussels, Belgia - Uni Eropa saat ini sangat tergantung pada China dalam memasok logam tanah jarang yang penting untuk berbagai teknologi. Ketergantungan ini menimbulkan risiko ekonomi dan politik karena China dapat menggunakan posisi ini untuk menekan Eropa.
Baca juga: Trump Ancam Tarif Tinggi Pada Cina Karena Magnet Tanah Jarang, Ketegangan Perdagangan Meningkat
Bart Groothuis, anggota Parlemen Eropa, menegaskan bahwa dominasi China atas logam tanah jarang bukan akibat persaingan antara Amerika Serikat dan China, tetapi strategi khusus yang menyasar Eropa.
Data resmi menunjukkan Uni Eropa mengimpor semua kebutuhan logam tanah jarang dan hampir semua magnesium dari China. Hal ini menimbulkan keresahan terkait keamanan pasokan dan kemandirian industri Eropa.
Untuk mengurangi risiko, kelompok politik Renew Europe mendesak diversifikasi sumber logam, sementara para ahli menyarankan dua cara utama: meningkatkan kemampuan daur ulang dan melakukan negosiasi dengan negara lain untuk menemukan alternatif pasokan.
Namun, semua usaha ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, dan ketergantungan Eropa pada China kemungkinan akan berlangsung selama 10 hingga 15 tahun ke depan sebelum strategi diversifikasi berhasil sepenuhnya.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/economy/global-economy/article/3317683/chinas-rare-earth-export-curbs-spark-eu-concerns-ahead-beijing-summit?module=top_story&pgtype=section
[1] https://www.scmp.com/economy/global-economy/article/3317683/chinas-rare-earth-export-curbs-spark-eu-concerns-ahead-beijing-summit?module=top_story&pgtype=section
Analisis Kami
"Ketergantungan besar Uni Eropa pada China di sektor rare earth merupakan titik lemah strategis yang harus segera diatasi agar kestabilan ekonomi dan politik tidak terganggu. Namun, perubahan struktural yang dibutuhkan sangat kompleks dan memerlukan waktu lama, sehingga strategi diversifikasi yang ambisius harus diimplementasikan secara berkesinambungan dan didukung oleh kebijakan yang realistis."
Analisis Ahli
Holger Goerg
"Peningkatan kapasitas daur ulang dan negosiasi pasokan baru adalah dua pilar utama strategi Eropa yang realistis, tetapi mereka memerlukan waktu bertahun-tahun baru bisa efektif."
Prediksi Kami
Ketergantungan Uni Eropa terhadap pasokan rare earth dari China kemungkinan akan terus berlanjut dalam jangka panjang, meskipun ada upaya diversifikasi dan peningkatan daur ulang, yang berarti risiko geopolitik tetap ada di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi kekhawatiran utama Uni Eropa terkait pasokan bumi langka?A
Kekhawatiran utama Uni Eropa adalah ketergantungan pada Tiongkok dalam pasokan bumi langka yang dapat menyebabkan risiko strategis.Q
Mengapa Bart Groothuis menganggap ketergantungan Eropa pada Tiongkok berisiko?A
Bart Groothuis menganggap ketergantungan ini berisiko karena dapat dimanfaatkan oleh Tiongkok untuk melakukan 'pemerasan' terhadap Eropa.Q
Apa dua pilar strategi yang diusulkan untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok?A
Dua pilar strategi yang diusulkan adalah meningkatkan kapasitas daur ulang dan melakukan negosiasi dengan negara lain untuk mendiversifikasi impor.Q
Berapa persen pasokan bumi langka dan magnesium yang dipasok oleh Tiongkok ke Eropa?A
Tiongkok memasok 100 persen pasokan bumi langka dan 97 persen magnesium untuk Eropa.Q
Berapa lama analisis menunjukkan Eropa kemungkinan masih akan bergantung pada Tiongkok?A
Analisis menunjukkan bahwa Eropa kemungkinan masih akan bergantung pada Tiongkok selama 10 hingga 15 tahun ke depan.