Courtesy of CNBCIndonesia

80 Ribu Bitcoin Lama Senilai Rp151 Triliun Dipindahkan, Mitos Peretasan atau Pengujian?

Memberikan informasi mengenai pengiriman besar-besaran Bitcoin lama yang menimbulkan ketidakpastian antara peretasan, pengujian keamanan dompet, atau perubahan kepemilikan aset Bitcoin.

16 Jul 2025, 07.15 WIB

65 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pengiriman besar Bitcoin menunjukkan potensi perubahan dalam kepemilikan aset digital.
Ada kemungkinan pengujian kunci pribadi menjadi alasan di balik pengiriman Bitcoin yang tidak biasa ini.
Keamanan dompet Bitcoin terus menjadi perhatian di dunia cryptocurrency.

Jakarta, Indonesia - Baru-baru ini, sekitar 80 ribu Bitcoin yang sudah tersimpan selama 14 tahun di delapan dompet lama tiba-tiba dipindahkan. Bitcoin ini berasal dari era awal tahun 2011 saat harga masih sangat murah, di bawah USRp 65.78 ribu ($4) atau sekitar Rp65 ribu per Bitcoin.

Transfer Bitcoin itu dibagi dalam beberapa kali dengan jumlah 10 ribu BTC per pengiriman. Jumlah ini jauh melebihi rekor sebelumnya yang hanya 3.700 BTC dan dikatakan sebagai pergerakan koin tertua terbesar dalam sejarah.

Para ahli dari perusahaan ternama di bidang cryptocurrency memperkirakan bahwa ini bukan hasil dari peretasan. Direktur Coinbase, Conor Grogan, mengatakan sangat kecil kemungkinan Bitcoin senilai puluhan miliar dolar AS ini dicuri karena kasus ini akan menjadi pencurian terbesar dalam sejarah jika benar.

Tidak ada bukti yang menunjukkan Bitcoin ini telah dijual atau pindah tangan secara besar-besaran. Arkham Intelligence menilai bahwa mungkin saja pengiriman ini karena adanya peningkatan dari alamat Bitcoin yang lama ke format baru yang lebih aman.

Namun, beberapa pengamat menyebut transfer ini bisa menjadi tanda perubahan kepemilikan atau kemungkinan adanya pelanggaran keamanan pada tempat penyimpanan Bitcoin. Pergerakan besar ini tentu menarik perhatian banyak pihak dalam dunia kripto.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250716034806-37-649429/sudah-14-tahun-nganggur-mendadak-transfer-rp-151-triliun