Mantan Tentara AS Mengaku Bersalah Atas Peretasan dan Pemerasan Data Telekomunikasi
Courtesy of Reuters

Mantan Tentara AS Mengaku Bersalah Atas Peretasan dan Pemerasan Data Telekomunikasi

Menginformasikan tentang pengakuan bersalah seorang mantan tentara AS yang melakukan peretasan, pencurian data, dan pemerasan pada perusahaan telekomunikasi serta proses hukum yang sedang berjalan.

16 Jul 2025, 06.10 WIB
200 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Wagenius berhasil meretas dan mencuri data dari setidaknya 10 organisasi.
  • Dia beroperasi di bawah nama samaran 'kiberphant0m' sambil bertugas di Angkatan Darat.
  • Kasus ini menunjukkan risiko keamanan siber yang dihadapi oleh organisasi telekomunikasi.
Fort Cavazos, Amerika Serikat - Seorang mantan tentara Amerika Serikat berusia 21 tahun bernama Cameron John Wagenius mengaku bersalah atas tuduhan meretas database perusahaan telekomunikasi dan mencuri data penting dari setidaknya 10 organisasi. Ia juga mencoba memeras uang sekitar satu juta dolar dari para korbannya.
Wagenius melakukan kejahatan ini saat masih aktif berdinas di Fort Cavazos, Texas, dan menggunakan nama samaran online "kiberphant0m". Dia berhasil memperoleh kredensial login untuk mengakses jaringan komputer pribadi target-targetnya.
Pada tanggal 20 Desember 2024, Wagenius ditangkap terkait kasus ini setelah ia mengklaim telah mencuri catatan telepon penting dari Wakil Presiden Kamala Harris dan Presiden Donald Trump, meskipun klaim ini belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang.
Ia menghadapi berbagai tuduhan termasuk konspirasi penipuan melalui jaringan telekomunikasi, pemerasan yang berhubungan dengan kejahatan komputer, serta pencurian identitas yang memberatkan. Sidang vonisnya dijadwalkan pada tanggal 6 Oktober 2025.
Kasus ini menunjukkan pentingnya keamanan data dan jaringan komputer di era digital saat ini, terutama terkait data rahasia dan informasi penting yang bisa disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/legal/government/former-us-army-soldier-pleads-guilty-phone-company-hacking-extortion-case-2025-07-15/

Analisis Kami

"Kasus ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap personel yang memiliki akses ke sistem kritis, terutama di lingkungan militer. Selain itu, hal ini menjadi panggilan bangun bagi perusahaan telekomunikasi untuk segera memperbarui protokol keamanan mereka agar mencegah eksploitasi data oleh orang dalam."

Analisis Ahli

Brian Krebs
"Kasus ini menegaskan bahwa ancaman dari orang dalam tetap menjadi tantangan terbesar dalam dunia keamanan siber dan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan teknologi dan kebijakan SDM."
Mikko Hypponen
"Serangan yang dilakukan oleh aktor yang memiliki akses langsung ke jaringan internal menunjukkan pentingnya segmentasi jaringan dan kontrol akses yang ketat untuk membatasi kerusakan."

Prediksi Kami

Kasus ini dapat mendorong penguatan langkah keamanan siber di lembaga militer dan perusahaan telekomunikasi, serta meningkatkan pengawasan terhadap personel yang memiliki akses ke data sensitif.

Artikel Serupa

Trump Cabut Izin Keamanan SentinelOne, Industri Siber Bungkam Karena TakutReuters
Teknologi
5 bulan lalu
196 dibaca

Trump Cabut Izin Keamanan SentinelOne, Industri Siber Bungkam Karena Takut

Kontroversi Masa Lalu Hacker Kini Jadi Penasihat Senior di Departemen Kehakiman ASReuters
Teknologi
5 bulan lalu
19 dibaca

Kontroversi Masa Lalu Hacker Kini Jadi Penasihat Senior di Departemen Kehakiman AS

Anggota Tim Elon Musk Terkait Dukungan pada Kelompok Cybercrime BerbahayaReuters
Teknologi
5 bulan lalu
195 dibaca

Anggota Tim Elon Musk Terkait Dukungan pada Kelompok Cybercrime Berbahaya

Bahaya Rekrutmen Palsu: Jaringan Perusahaan Cina Targetkan Pegawai Pemerintah AS PHKReuters
Teknologi
5 bulan lalu
113 dibaca

Bahaya Rekrutmen Palsu: Jaringan Perusahaan Cina Targetkan Pegawai Pemerintah AS PHK

AS Dakwa Peretas Cina dan Berikan Sanksi atas Kampanye Spionase SiberReuters
Teknologi
6 bulan lalu
116 dibaca

AS Dakwa Peretas Cina dan Berikan Sanksi atas Kampanye Spionase Siber

Operasi Gabungan FBI dan Europol Sita Situs Kejahatan Siber PopulerReuters
Teknologi
7 bulan lalu
74 dibaca

Operasi Gabungan FBI dan Europol Sita Situs Kejahatan Siber Populer