Courtesy of Wired
Dampak Gangguan Pembaruan CrowdStrike: Tatus Jaringan Rumah Sakit Amerika Terganggu
Mengukur dampak gangguan jaringan rumah sakit AS akibat pembaruan bermasalah CrowdStrike terhadap layanan kesehatan dan pasien, serta menyoroti pentingnya pemantauan dan perlindungan dari gangguan di masa depan.
19 Jul 2025, 18.54 WIB
50 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Insiden CrowdStrike pada Juli 2024 menyebabkan gangguan luas di jaringan rumah sakit di AS.
- Penelitian UC San Diego menunjukkan bahwa gangguan dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan pasien.
- Perusahaan keamanan siber perlu meningkatkan ketahanan sistem untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Amerika Serikat - Satu tahun yang lalu, pembaruan perangkat lunak dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike menyebabkan jutaan komputer di seluruh dunia mengalami crash dan reboot berulang. Gangguan besar ini juga melanda jaringan rumah sakit di Amerika Serikat, membuat banyak layanan medis penting menjadi tidak dapat diakses. Sebuah studi baru dari peneliti UC San Diego mencoba melihat seberapa besar dampak yang terjadi di rumah sakit-hospital tersebut dan pada pasien yang bergantung pada teknologi itu.
Penelitian tersebut menemukan setidaknya 759 rumah sakit di AS mengalami gangguan jaringan pada tanggal 19 Juli 2024. Sekitar 200 dari rumah sakit itu mengalami gangguan layanan yang berdampak langsung pada pasien, seperti rekam medis elektronik yang tidak bisa diakses, sistem pemantauan janin yang offline, hingga alat pemindai medis yang terganggu. Ini menunjukkan gangguan tersebut bukan hanya soal teknologi, tetapi berpotensi memperburuk kondisi kesehatan pasien.
CrowdStrike membantah hasil studi ini dengan alasan metodologi yang dipakai tidak lengkap dan gagal memverifikasi dengan rumah sakit terkait. Mereka juga menyebut gangguan Microsoft Azure yang terjadi pada saat bersamaan mungkin menyumbang masalah. Namun para peneliti UC San Diego yakin gangguan yang mereka deteksi muncul tepat ketika pembaruan CrowdStrike mulai bermasalah dan menyebar di seluruh negeri, sulit dijelaskan dengan penyebab lain.
Durasi gangguan yang terjadi kebanyakan relatif singkat, dengan lebih dari separuh layanan pulih dalam 6 jam dan cuma sebagian kecil yang butuh waktu lebih dari 48 jam. Meski lebih singkat dibanding kejadian serangan siber besar seperti WannaCry, dampaknya tetap besar karena menyentuh ratusan rumah sakit sekaligus. Para ahli mengatakan bahkan gangguan singkat pada layanan medis kritis bisa menyebabkan konsekuensi serius bagi pasien stroke, serangan jantung, atau cedera berat.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan real-time terhadap gangguan jaringan rumah sakit agar kejadian serupa dapat ditekan di masa depan. Dengan alat seperti yang dipakai dalam studi, rumah sakit dan pembuat kebijakan bisa lebih cepat mengetahui dan merespons gangguan yang mengancam keselamatan pasien. Ini menjadi pelajaran berharga bagi keamanan siber di sektor kesehatan yang sangat vital.
Sumber: https://wired.com/story/at-least-750-us-hospitals-faced-disruptions-during-last-years-crowdstrike-outage-study-finds/