Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Prediksi Alam Semesta Berakhir 33 Miliar Tahun Lagi dengan Energi Gelap Variabel
Courtesy of CNBCIndonesia
Sains
Astronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa

Prediksi Alam Semesta Berakhir 33 Miliar Tahun Lagi dengan Energi Gelap Variabel

Menjelaskan prediksi akhir alam semesta dengan memahami sifat dan perilaku energi gelap, sehingga pembaca dapat memahami skenario masa depan alam semesta yang berbeda-beda.

04 Agt 2025, 07.10 WIB
60 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Alam semesta diperkirakan akan berakhir dalam 33 miliar tahun lagi.
  • Energi gelap memiliki peran penting dalam menentukan masa depan alam semesta.
  • Terdapat beberapa skenario yang mungkin untuk akhir alam semesta, termasuk Big Crunch dan Big Rip.
Jakarta, Indonesia - Alam semesta telah terbentuk sejak 13,8 miliar tahun yang lalu dan terus mengembang secara cepat. Penelitian terbaru mencoba memprediksi kapan ekspansi ini akan berakhir dengan fokus pada energi gelap, zat yang memengaruhi percepatan ekspansi alam semesta.
Baca juga: Prediksi Kiamat Bumi: Matahari Jadi Raksasa Merah dan Ancaman Perubahan Iklim
Energi gelap selama ini dianggap sebagai konstanta yang mempercepat ekspansi, namun ada kemungkinan bahwa sifatnya bervariasi dan dapat berubah di masa depan. Ini penting karena dapat memengaruhi nasib akhir alam semesta.
Beberapa skenario besar untuk akhir alam semesta meliputi Big Crunch (runtuh kembali), Big Rip (terrobeknya ruang dan waktu), Big Bounce (siklus ekspansi dan kontraksi tanpa akhir), dan False Vacuum Decay (perubahan kuantum tiba-tiba).
Penelitian baru menemukan model energi gelap yang negatif, yang menunjukkan meskipun ekspansi cepat terjadi sekarang, akhirnya alam semesta akan berhenti mengembang dan mulai menyusut. Prediksi ini membuat alam semesta diperkirakan berakhir 33 miliar tahun dari sekarang.
Walaupun prediksi ini terdengar jauh, hal ini penting sebagai dasar bagi sains untuk terus mengkaji dan memahami alam semesta secara lebih mendalam, dan membuka perspektif baru mengenai masa depan kosmos.
--------------------
Analisis Kami: Penemuan ini menantang pandangan lama tentang energi gelap sebagai konstanta yang tidak berubah dan membuka kemungkinan skenario alam semesta yang lebih dinamis. Namun, prediksi ini masih sangat spekulatif dan perlu konfirmasi lebih lanjut dari observasi dan penelitian ilmiah yang lebih mendalam.
--------------------
Analisis Ahli:
Alan Guth: Energi gelap memang merupakan misteri besar dalam kosmologi, dan teori yang mempertimbangkan variabilitasnya sangat penting untuk memahami evolusi alam semesta secara menyeluruh.
Vera Rubin: Penemuan ini sejalan dengan dorongan untuk mempelajari sifat materi gelap dan energi gelap yang mempengaruhi struktur dan nasib kosmos.
--------------------
Baca juga: Ancaman Pemanasan Global Mencapai Titik Kritis, Butuh Tindakan Cepat Dunia
What's Next: Alam semesta kemungkinan besar akan berhenti mengembang dan mulai menyusut dalam waktu sekitar 33 miliar tahun lagi, yang menyebabkan akhirnya berbalik arah dan runtuh kembali.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250804065446-37-654677/jadwal-kiamat-maju-alam-semesta-berakhir-lebih-cepat

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diprediksi tentang akhir alam semesta?
A
Akhir alam semesta diprediksi akan terjadi dalam 33 miliar tahun lagi.
Q
Apa peran energi gelap dalam ekspansi alam semesta?
A
Energi gelap diyakini akan mempercepat ekspansi alam semesta.
Q
Sebutkan beberapa skenario akhir alam semesta!
A
Beberapa skenario akhir alam semesta termasuk Big Crunch, Big Rip, Big Bounce, dan False Vacuum Decay.
Q
Apa itu Big Crunch dan bagaimana cara kerjanya?
A
Big Crunch adalah skenario di mana alam semesta yang terus mengembang akan berhenti dan mulai menyatu kembali.
Q
Apa yang dimaksud dengan False Vacuum Decay?
A
False Vacuum Decay adalah kondisi di mana efek kuantum acak menyebabkan akhir alam semesta tanpa peringatan.

Artikel Serupa

Fenomena Hari Terpendek 2025: Rotasi Bumi Mengalami Percepatan Tak Terduga
Fenomena Hari Terpendek 2025: Rotasi Bumi Mengalami Percepatan Tak Terduga
Dari CNBCIndonesia
Alam Semesta Diprediksi Berakhir Lebih Cepat Berkat Penemuan Baru Evaporasi Bintang
Alam Semesta Diprediksi Berakhir Lebih Cepat Berkat Penemuan Baru Evaporasi Bintang
Dari CNBCIndonesia
Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan Bumi
Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan Bumi
Dari CNBCIndonesia
Ledakan Luar Angkasa Super Dahsyat Hasilkan Wawasan Baru Tentang Lubang Hitam
Ledakan Luar Angkasa Super Dahsyat Hasilkan Wawasan Baru Tentang Lubang Hitam
Dari CNBCIndonesia
Alam Semesta Akan Berakhir Lebih Cepat: Bintang Juga Bisa Menguap Seperti Lubang Hitam
Alam Semesta Akan Berakhir Lebih Cepat: Bintang Juga Bisa Menguap Seperti Lubang Hitam
Dari CNBCIndonesia
Bumi Akan Kehabisan Oksigen dalam 1 Miliar Tahun, Apa Dampaknya?
Bumi Akan Kehabisan Oksigen dalam 1 Miliar Tahun, Apa Dampaknya?
Dari CNBCIndonesia
Fenomena Hari Terpendek 2025: Rotasi Bumi Mengalami Percepatan Tak TerdugaCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
45 dibaca

Fenomena Hari Terpendek 2025: Rotasi Bumi Mengalami Percepatan Tak Terduga

Alam Semesta Diprediksi Berakhir Lebih Cepat Berkat Penemuan Baru Evaporasi BintangCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
47 dibaca

Alam Semesta Diprediksi Berakhir Lebih Cepat Berkat Penemuan Baru Evaporasi Bintang

Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan BumiCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
102 dibaca

Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan Bumi

Ledakan Luar Angkasa Super Dahsyat Hasilkan Wawasan Baru Tentang Lubang HitamCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
112 dibaca

Ledakan Luar Angkasa Super Dahsyat Hasilkan Wawasan Baru Tentang Lubang Hitam

Alam Semesta Akan Berakhir Lebih Cepat: Bintang Juga Bisa Menguap Seperti Lubang HitamCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
114 dibaca

Alam Semesta Akan Berakhir Lebih Cepat: Bintang Juga Bisa Menguap Seperti Lubang Hitam

Bumi Akan Kehabisan Oksigen dalam 1 Miliar Tahun, Apa Dampaknya?CNBCIndonesia
Sains
3 bulan lalu
164 dibaca

Bumi Akan Kehabisan Oksigen dalam 1 Miliar Tahun, Apa Dampaknya?