HeH⁺, Molekul Tertua Alam Semesta, Tunjukkan Aktivitas Mengejutkan pada Suhu Dingin
Courtesy of InterestingEngineering

HeH⁺, Molekul Tertua Alam Semesta, Tunjukkan Aktivitas Mengejutkan pada Suhu Dingin

Mengungkap perilaku molekul helium hidrid (HeH⁺) pada kondisi sangat dingin yang meniru alam semesta awal dan memperbaiki pemahaman tentang proses pembentukan bintang pertama melalui data eksperimen dan teori terbaru.

05 Agt 2025, 07.02 WIB
185 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Reaktivitas helium hidrat di suhu rendah lebih tinggi dari yang diperkirakan, mengubah pemahaman tentang kimia awal.
  • Helium hidrat berperan penting dalam proses pendinginan gas primordial yang diperlukan untuk pembentukan bintang.
  • Penelitian ini mengungkap kesalahan dalam model teoretis sebelumnya, memperbaiki pemahaman tentang interaksi molekuler di alam semesta awal.
Heidelberg, Jerman - Helium hidrid atau HeH⁺ adalah molekul pertama yang terbentuk di alam semesta sesaat setelah Big Bang, melambangkan awal kimia kosmik dan pembentukan bintang. Penelitian terbaru menemukan bahwa molekul ini masih aktif secara kimia pada suhu sangat rendah, berbeda dari apa yang dipercaya selama ini.
Para ilmuwan dari Max Planck Institute for Nuclear Physics di Heidelberg menggunakan fasilitas khusus bernama Cryogenic Storage Ring untuk meniru kondisi dingin alam semesta awal. Dengan menabrakkan ion HeH⁺ ke atom deuterium, mereka mengamati reaksi kimia yang berlangsung bahkan pada suhu mendekati nol mutlak.
Hasil eksperimen ini bertolak belakang dengan model sebelumnya yang memperkirakan reaktivitas molekul HeH⁺ akan menurun drastis saat suhu turun. Ini penting karena molekul ini membantu proses pendinginan gas primordial, yang diperlukan agar awan gas dapat runtuh dan membentuk bintang.
Penelitian juga mengungkap kesalahan dalam model teoretis lama yang dipakai untuk memprediksi perilaku HeH⁺. Setelah diperbaiki, data simulasi kini cocok dengan hasil eksperimen, membantu memahami kimia awal alam semesta dengan lebih tepat.
Temuan ini menggeser pandangan bahwa HeH⁺ hanya berperan pasif dan menempatkannya sebagai molekul yang vital dalam pembentukan bintang pertama. Dengan demikian, studi ini membuka pintu baru bagi riset tentang evolusi alam semesta dan pembentukan struktur kosmik.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/helium-hydride-reactivity-star-formation-test

Analisis Ahli

Holger Kreckel
"Reaktivitas HeH⁺ yang konsisten pada suhu rendah menantang asumsi lama dan memperjelas peran penting molekul ini dalam pembentukan bintang pertama."
Yohann Scribano
"Dengan memperbaiki permukaan energi potensial, kita dapat melihat simulasi molekul yang lebih realistis yang selaras dengan hasil eksperimen terbaru."

Analisis Kami

"Penemuan ini membuka babak baru dalam studi kimia kosmik yang sudah lama dipandang stagnan. Penemuan bahwa HeH⁺ masih sangat aktif pada suhu ultra-rendah mengingatkan kita bahwa alam semesta awal masih menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap sepenuhnya."

Prediksi Kami

Penemuan ini akan memicu pembaruan model-model kosmologi dan astrofisika terkait pembentukan bintang pertama, serta mungkin mempengaruhi studi tentang evolusi kimia di alam semesta awal.