Courtesy of CNBCIndonesia
Film Animasi 'Merah Putih' Tuai Kritik Meski Angkat Semangat Nasionalisme
Mengangkat tema keberagaman dan nasionalisme Indonesia dalam film animasi sambil menunjukkan tantangan dan kritik yang dihadapi saat proses produksi dan peluncuran film animasi lokal.
09 Agt 2025, 13.32 WIB
115 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Film 'Merah Putih: One For All' mengangkat tema keberagaman dan persatuan.
- Meskipun banyak kritik, produser tetap optimis dan mengajak netizen untuk bersikap positif.
- Film ini adalah salah satu karya animasi dengan anggaran cukup besar di Indonesia.
Jakarta, Indonesia - Film animasi berjudul 'Merah Putih: One For All' baru-baru ini dirilis dengan tema keberagaman dan semangat nasionalisme anak-anak Indonesia. Film ini dibuat oleh studio Perfiki Kreasindo dan disutradarai oleh Endiarto dan Bintang. Meski memiliki pesan positif, film ini menuai banyak komentar dari netizen terkait kualitas visual dan cerita yang dianggap kurang memuaskan.
Film ini diproduksi dalam waktu singkat sekitar satu bulan dengan anggaran sebesar Rp 6,7 miliar. Ceritanya berfokus pada sekelompok anak dari berbagai latar budaya yang bersatu untuk mencari dan menyelamatkan bendera pusaka yang hilang sebelum upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus berlangsung.
Kritik netizen beragam dan banyak yang membandingkan kualitas film ini dengan animasi lainnya, seperti 'Jumbo' yang lebih mendapat apresiasi. Produser film, Toto Soegriwo, merespons kritik dengan sikap santai dan melihatnya sebagai kesempatan viralitas bagi film tersebut.
Meski film ini disebut sebagai film animasi pertama bertema kebangsaan di Indonesia dan memiliki pesan penting tentang persatuan, penerimaan dari publik menunjukkan bahwa kualitas teknis dan narasi juga sangat menentukan kesuksesan film animasi lokal.
Peluncuran film pada 14 Agustus 2025 menjadi momentum penting untuk mengangkat kesadaran tentang keberagaman dan cinta tanah air melalui media animasi, meski tantangan dan kritik menjadi bahan evaluasi bagi produser dan kreator di masa depan.
--------------------
Analisis Kami: Meskipun memiliki niat baik untuk mengangkat nilai-nilai nasionalisme dan keberagaman, produksi yang terburu-buru tentu mengorbankan kualitas animasi dan cerita yang berdampak pada penerimaan penonton. Ini menunjukkan bahwa perlu pendekatan yang lebih matang dan investasi waktu serta sumber daya demi menghasilkan karya animasi berkualitas yang bisa bersaing secara nasional maupun internasional.
--------------------
Analisis Ahli:
Ahmad Suyadi (Pengamat Film Animasi Indonesia): Produksi animasi memerlukan waktu dan dana yang cukup untuk menghasilkan kualitas yang baik. Film ini tampaknya terlalu terburu-buru sehingga kurang maksimal dalam aspek teknis dan narasi.
Dewi Kartika (Dosen Film dan Animasi): Tema keberagaman sangat penting diangkat, namun eksekusi dalam animasi memerlukan kolaborasi profesional agar nilai pesan bisa tersampaikan dengan baik dan dinikmati oleh semua kalangan.
--------------------
What's Next: Kritik netizen yang meluas mungkin akan memicu diskusi lebih dalam mengenai standar kualitas film animasi Indonesia dan mendorong produser serta studio lokal untuk meningkatkan kualitas produksi di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250809132731-37-656577/film-animasi-merah-putih-bikin-heboh-netizen-ramai-komen-begini
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250809132731-37-656577/film-animasi-merah-putih-bikin-heboh-netizen-ramai-komen-begini
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tema utama film 'Merah Putih: One For All'?A
Tema utama film 'Merah Putih: One For All' adalah keberagaman dan persatuan anak-anak Indonesia.Q
Siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan film ini?A
Proses pembuatan film ini melibatkan Endiarto, Bintang, dan produser Toto Soegriwo.Q
Kapan film ini dijadwalkan tayang di bioskop?A
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025.Q
Berapa anggaran yang digunakan untuk membuat film ini?A
Anggaran yang digunakan untuk membuat film ini adalah Rp 6,7 miliar.Q
Apa tanggapan produser terhadap kritik yang diterima film?A
Produser Toto Soegriwo menanggapi kritik dengan menyarankan agar netizen hanya 'senyumin' dan mengakui bahwa komentar mereka membuat postingan menjadi viral.