Batas Realitas di Era AI: Apakah Kita Masih Bisa Mempercayai Apa yang Kita Lihat?
Courtesy of TheVerge

Batas Realitas di Era AI: Apakah Kita Masih Bisa Mempercayai Apa yang Kita Lihat?

Menjelaskan bagaimana batasan antara konten nyata dan buatan AI semakin kabur dan mengajak pembaca memahami perubahan definisi 'realitas' dalam konten digital, serta memprediksi dampak sosialnya.

12 Agt 2025, 19.30 WIB
56 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kemajuan AI akan mengubah cara kita memahami realitas dalam konten digital.
  • Manipulasi gambar dan video sudah menjadi hal umum, tetapi batas antara yang nyata dan yang tidak akan semakin kabur.
  • Konsumen akan tetap peduli tentang keaslian konten dan dapat mengubah cara mereka menggunakan media sosial jika konten tidak nyata menjadi dominan.
Di era sekarang, kemajuan teknologi AI membuat konten digital semakin realistis, bahkan video-video lucu seperti kelinci yang sedang bermain trampoline bisa dibuat sepenuhnya oleh AI. Hal ini memicu pertanyaan penting tentang bagaimana kita bisa tetap mengenali apa yang benar-benar nyata di antara banjirnya konten buatan mesin.
Sam Altman, CEO OpenAI, menyatakan bahwa bahkan foto yang diambil dengan kamera ponsel pun sudah mengalami banyak pengolahan sehingga hasilnya adalah versi realitas yang telah dioptimasi. Ia berargumen bahwa seiring berkembangnya teknologi AI, batasan tentang apa yang dianggap nyata akan terus bergeser.
Penulis artikel merasa pernyataan Altman agak membingungkan karena foto ponsel tetap berbasis cahaya asli yang ditangkap sensor, berbeda dengan gambar yang dibuat seluruhnya dari nol oleh AI. Selain itu, kebanyakan orang tidak menyadari sampai mana kamera ponsel memanipulasi gambar, dan ini tidak sama dengan penambahan objek atau elemen baru yang tidak ada saat pengambilan foto.
Sejarah sudah menunjukkan bahwa definisi kita tentang 'realitas' dalam media bergeser setelah kemunculan Photoshop. Masyarakat mulai menerima gambar yang telah diubah sebagai 'real' dalam konteks tertentu, seperti foto majalah atau iklan. Namun, penulis percaya bahwa kita tetap menginginkan dan peduli akan keaslian sebuah konten, terutama yang sifatnya menghibur dan mengandung fakta.
Jika media sosial dipenuhi oleh konten palsu dan buatan AI yang tidak asli, pengguna mungkin akan kehilangan minat dan beralih ke cara lain menikmati hiburan digital, bahkan mungkin mengurangi konsumsi melalui perangkat canggih dan kembali ke alat yang lebih sederhana dan tepercaya.
--------------------
Analisis Kami: Meskipun teknologi AI semakin canggih, membiarkan batas realitas kabur tanpa kontrol bisa melemahkan kepercayaan publik terhadap media dan konten digital. Kita harus mengedukasi masyarakat agar bisa kritis dalam menilai sumber konten sekaligus memanfaatkan AI dengan bijak, bukan sekadar menerima semua yang terlihat 'nyata' sebagai kenyataan.
--------------------
Analisis Ahli:
Douglas Rushkoff: Dia akan berpendapat bahwa masyarakat harus waspada terhadap pengaburan realitas digital dan mendorong literasi media agar tidak mudah termanipulasi oleh teknologi seperti AI.
Kate Crawford: Sebagai ahli AI, dia menekankan pentingnya transparansi dan etika dalam pengembangan teknologi AI supaya pengguna tetap dapat membedakan antara konten asli dan yang dihasilkan oleh mesin.
--------------------
What's Next: Di masa depan, masyarakat mungkin akan semakin sulit membedakan konten asli dan buatan AI, sehingga minat terhadap konten di media sosial bisa menurun dan orang mungkin beralih ke alat atau perangkat yang lebih sederhana dan dapat dipercaya.
Referensi:
[1] https://theverge.com/ai-artificial-intelligence/757709/sam-altman-ai-bunnies-what-is-a-photo

Artikel Serupa

AI dan Demokrasi: Tantangan Besar Menghadapi Era SuperinteligensiWired
Teknologi
4 bulan lalu
90 dibaca

AI dan Demokrasi: Tantangan Besar Menghadapi Era Superinteligensi

Kontroversi Gambar AI Gedung Putih: Etika, Politik, dan Pengaruh Teknologi ChatGPTTheVerge
Teknologi
4 bulan lalu
68 dibaca

Kontroversi Gambar AI Gedung Putih: Etika, Politik, dan Pengaruh Teknologi ChatGPT

Janji Penuh AI di Gadget Gagal, Inovasi Terhenti Menunggu Teknologi SempurnaTheVerge
Teknologi
5 bulan lalu
285 dibaca

Janji Penuh AI di Gadget Gagal, Inovasi Terhenti Menunggu Teknologi Sempurna

Bahaya dan Manfaat Video AI Realistis: Apa Itu OmniHuman dan CyberHost?Forbes
Teknologi
6 bulan lalu
147 dibaca

Bahaya dan Manfaat Video AI Realistis: Apa Itu OmniHuman dan CyberHost?

AI di Media Sosial: Mengubah Interaksi atau Merusak Kualitas Konten?Forbes
Teknologi
6 bulan lalu
74 dibaca

AI di Media Sosial: Mengubah Interaksi atau Merusak Kualitas Konten?

Sam Altman dan Nathaniel Whittemore Ungkap Masa Depan AI yang Makin Cepat dan Besar DampaknyaForbes
Teknologi
6 bulan lalu
52 dibaca

Sam Altman dan Nathaniel Whittemore Ungkap Masa Depan AI yang Makin Cepat dan Besar Dampaknya