Courtesy of Forbes
Praveen Gujar menjelaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai industri, seperti kesehatan dan pemasaran. Namun, penggunaan AI juga menghadapi tantangan etika yang serius, seperti bias, privasi data, dan transparansi. Bias dalam AI dapat terjadi ketika algoritma lebih menguntungkan kelompok tertentu berdasarkan gender atau ras, yang dapat berdampak pada keputusan penting seperti penerimaan kerja atau persetujuan pinjaman. Selain itu, AI memerlukan banyak data pribadi, yang menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana data tersebut disimpan dan digunakan.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemimpin organisasi perlu menerapkan strategi yang memastikan pengembangan dan penggunaan AI yang bertanggung jawab. Ini termasuk memastikan data yang digunakan beragam, menerapkan perlindungan privasi yang ketat, dan meningkatkan transparansi melalui model AI yang dapat dijelaskan. Dengan menciptakan budaya etika dan tanggung jawab dalam pengembangan AI, organisasi dapat mengurangi risiko dan membangun kepercayaan publik terhadap teknologi ini.