Courtesy of YahooFinance
Tantangan Berat Target: Dari Ritel Andalan Menjadi Pengecer yang Berjuang
Memberikan gambaran mendalam mengenai tantangan yang dihadapi Target sebagai pengecer besar dalam menghadapi tekanan ekonomi, perubahan perilaku konsumen, dan dampak kebijakan perusahaan terhadap reputasi serta prospek sahamnya.
19 Agt 2025, 22.57 WIB
60 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Target mengalami kesulitan karena fokus pada barang diskresioner saat konsumen lebih memilih kebutuhan dasar.
- Dividen yang konsisten menunjukkan komitmen Target kepada pemegang saham meskipun dalam kondisi sulit.
- Perubahan strategis di manajemen diharapkan dapat membantu Target meningkatkan kinerjanya dan menarik kembali pelanggan.
Minneapolis, Amerika Serikat - Target adalah pengecer besar yang terkenal dengan produk-produk modis dan terjangkau, namun sekarang mengalami tekanan karena konsumen mulai mengurangi pembelian barang-barang discretionary yang menjadi andalannya. Sementara pesaing seperti Walmart dan Costco berhasil bertahan dengan fokus pada barang kebutuhan pokok, Target melihat penurunan penjualan terutama di kategori seperti dekorasi rumah dan barang fashion.
Tahun ini, saham Target jatuh hingga 21,6% dan market capitalization-nya mencapai sekitar 47,7 miliar dolar Amerika. Langkah perusahaan mengurangi program keberagaman dan inklusi memicu kritik dari sejumlah pelanggan, yang menambah tekanan pada reputasi dan kinerja Target. Meskipun begitu, Target tetap dianggap sebagai pemain yang solid dalam memberikan dividen yang konsisten selama 54 tahun berturut-turut.
Perusahaan ini memiliki jaringan luas dengan hampir 2.000 toko dan sekitar 400 ribu karyawan, serta menawarkan layanan digital seperti aplikasi Target, program loyalitas Target Circle, pengiriman hari sama, dan banyak lagi. Meski mengalami penurunan penjualan fisik, layanan digital meningkat signifikan, termasuk lonjakan 36% pada layanan pengambilan dan pengantaran.
Kinerja keuangan kuartal pertama tahun fiskal 2025 menunjukkan penurunan penjualan 2,8% dan penurunan 3,8% pada penjualan comparable store, dengan EPS yang disesuaikan turun drastis ke angka 1,30 dolar Amerika. Target menanggapi situasi ini dengan membentuk Enterprise Acceleration Office dan melakukan perubahan pimpinan demi mempercepat perbaikan operasional dan strategi bisnisnya.
Meskipun proyeksi Target untuk penjualan dan laba tahun ini negatif, terutama penurunan penjualan low-single digit dan EPS adjusted antara 7 hingga 9 dolar Amerika, perusahaan tetap berkomitmen pada pengiriman dividen dan pembelian kembali saham. Laporan kuartal kedua yang akan datang pada 20 Agustus menjadi kunci untuk menilai kemampuan Target menghadapi tekanan ekonomi dan perilaku konsumen yang terus berubah.
--------------------
Analisis Kami: Target berada dalam posisi sulit karena model bisnisnya yang sangat bergantung pada produk discretionary, yang saat ini menjadi sektor paling rentan saat ekonomi sulit. Meski demikian, komitmen mereka terhadap dividen dan langkah restrukturisasi menunjukkan keseriusan untuk beradaptasi dan mempertahankan kepercayaan investor.
--------------------
Analisis Ahli:
Brian Cornell: Langkah mempercepat operasi dan menyederhanakan strategi bisnis akan membantu Target beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan meningkatkan efisiensi.
Cathie Wood: Membeli saham BLSH menunjukkan keyakinan pada potensi teknologi baru, namun risiko makroekonomi tetap harus diperhatikan secara cermat.
--------------------
What's Next: Target kemungkinan akan terus menghadapi tekanan penurunan penjualan dan laba dalam jangka pendek, tapi dengan perbaikan manajerial dan strategi yang lebih fokus, perusahaan berpotensi stabil dan memulihkan pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/dear-target-stock-fans-mark-155701726.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/dear-target-stock-fans-mark-155701726.html