Courtesy of CNBCIndonesia
Jensen Huang Kecewa China Larang Chip Nvidia di Tengah Ketegangan AS-China
Menginformasikan kekecewaan CEO Nvidia, Jensen Huang, terkait larangan penggunaan chip Nvidia di China serta dampak dan strategi Nvidia dalam menghadapi kondisi geopolitik antara China dan AS di pasar teknologi chip AI.
18 Sep 2025, 17.10 WIB
86 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Jensen Huang merasa kecewa dengan larangan China terhadap chip Nvidia.
- Nvidia sedang beradaptasi dengan situasi geopolitik yang mempengaruhi proyeksi keuangannya.
- Perusahaan-perusahaan besar di China seperti Bytedance dan Alibaba terpengaruh oleh kebijakan pemerintah mereka terkait pembelian chip.
Jakarta, Indonesia - CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan kekecewaannya terkait larangan pemerintah China menggunakan chip Nvidia, khususnya model RTX Pro 6000D yang dikhususkan untuk pasar China. Larangan ini diberlakukan di tengah kondisi ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat yang memengaruhi perdagangan teknologi.
Huang menjelaskan bahwa meskipun Nvidia memberikan kontribusi besar ke pasar China, keputusan tersebut merupakan bagian dari agenda politik yang lebih besar antara dua negara tersebut. Ia juga menyampaikan pemahaman terhadap kebijakan pemerintah yang terlibat dalam situasi ini.
Dalam konferensi pers di London, Huang mengumumkan bahwa Nvidia tidak akan memasukkan pasar China dalam proyeksi keuangan mereka karena ketidakpastian akibat kendala pemerintahan dan peraturan yang berlaku. Larangan ini juga melibatkan perusahaan-perusahaan besar seperti Bytedance dan Alibaba.
Sebelumnya, Nvidia sempat mendapatkan izin ekspor chip AI ke China setelah negosiasi dengan pemerintah AS, termasuk komitmen penjualan pasar China memberikan persentase tertentu untuk pemerintah AS. Meski demikian, kondisi bisnis Nvidia di China tetap mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Meski demikian, Jensen Huang menegaskan komitmen Nvidia untuk terus mendukung pengembangan kecerdasan buatan di China dan AS, dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan masing-masing pemerintah. Nvidia berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan geopolitik dan perkembangan teknologi.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250918142049-37-668200/ditendang-china-manusia-rp-2500-triliun-kecewa-berat-bilang-begini
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250918142049-37-668200/ditendang-china-manusia-rp-2500-triliun-kecewa-berat-bilang-begini
Analisis Ahli
Klaus Schwab
"Ketegangan teknologi antara kekuatan besar adalah contoh nyata bagaimana globalisasi dan persaingan strategis saling berhadapan, memperlihatkan perlunya kerjasama internasional dalam pengembangan teknologi AI yang aman dan beretika."
Analisis Kami
"Situasi ini menggambarkan bagaimana geopolitik kini menjadi faktor utama dalam industri teknologi tinggi dan memengaruhi rantai pasok global. Nvidia harus berhati-hati dalam menyeimbangkan kepentingan pasar sekaligus menjaga hubungan dengan kedua pemerintah yang saling bersaing ini."
Prediksi Kami
Ketegangan antara China dan Amerika Serikat dalam perdagangan teknologi chip AI kemungkinan akan terus berlanjut, memaksa Nvidia dan perusahaan teknologi lain menyesuaikan strategi bisnis serta ekspor mereka sesuai regulasi yang berubah-ubah.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Jensen Huang dan apa perannya di Nvidia?A
Jensen Huang adalah CEO Nvidia, yang berperan penting dalam pengembangan teknologi chipset dan AI.Q
Mengapa Jensen Huang kecewa dengan larangan China terhadap chip Nvidia?A
Huang kecewa karena Nvidia telah berkontribusi besar ke pasar China dan merasa larangan tersebut tidak adil.Q
Apa yang terjadi pada proyeksi keuangan Nvidia terkait China?A
Nvidia mengarahkan analis keuangan untuk mengecualikan China dari proyeksi keuangan mereka karena situasi geopolitik.Q
Sebutkan beberapa perusahaan China yang terpengaruh oleh larangan chip Nvidia?A
Beberapa perusahaan yang terpengaruh adalah Bytedance dan Alibaba.Q
Apa posisi Nvidia dalam konteks geopolitik antara Amerika Serikat dan China?A
Nvidia berusaha mendukung perkembangan AI di China sambil tetap mematuhi kebijakan pemerintah AS.