Courtesy of InterestingEngineering
Simulasi Ledakan Bom Perang Dunia II untuk Kurangi Evakuasi di Jerman
Mengembangkan alat pemodelan yang mampu memprediksi penyebaran fragmen dan gelombang kejut bawah tanah akibat ledakan bom yang terkubur, sehingga evakuasi bisa diminimalkan dan risiko terhadap manusia, bangunan, dan infrastruktur bawah tanah dapat diperkirakan dengan lebih akurat.
01 Okt 2025, 23.05 WIB
193 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Model baru dapat memberikan penilaian risiko yang lebih akurat untuk tim penanganan bahan peledak.
- Dampak penutup pada bom dapat mempengaruhi penyebaran gelombang kejut di tanah.
- Pengujian lapangan penting untuk memvalidasi model simulasi dalam kondisi nyata.
Mecklenburg-Vorpommern, Jerman - Di Jerman, masih banyak bom udara dari Perang Dunia II yang belum meledak dan tersembunyi di bawah tanah. Keberadaan bom ini memaksa penduduk setempat harus dievakuasi dalam jumlah banyak, dan menyebabkan gangguan besar pada transportasi serta akses kawasan pemukiman. Oleh karena itu, para peneliti di Fraunhofer EMI bekerja sama dengan beberapa pihak mengembangkan teknologi canggih untuk membantu memprediksi bahaya yang muncul akibat ledakan bom tersebut.
Mereka mengembangkan sebuah perangkat lunak bernama VC BlastProtect yang bisa memodelkan gelombang ledakan dan fragmen bom di atas permukaan tanah dengan mempertimbangkan bangunan dan infrastruktur di sekitar lokasi. Kini, teknologi ini diperluas dengan menambahkan simulasi gelombang kejut yang merambat ke dalam tanah, termasuk bagaimana pengaruh penutup seperti pasir atau air pada dampak ledakan tersebut.
Menghitung dampak ledakan di bawah tanah sangat rumit karena tanah memiliki sifat yang berbeda-beda, seperti pasir, kerikil, dan tanah liat yang bertindak berbeda saat terkena energi ledakan. Oleh sebab itu, para peneliti melakukan uji laboratorium dan pengujian besar di bekas lokasi militer dengan membakar beberapa bom berukuran 500-pound di bawah berbagai kondisi penutup untuk mendapatkan data nyata.
Data pengujian tersebut digunakan untuk memperbaiki model simulasi sehingga hasil simulasi dapat dipercaya dan berguna bagi tim penjinak bom dalam menentukan langkah-langkah perlindungan yang tepat tanpa harus menggelar evakuasi besar. Model yang dikembangkan cenderung berhati-hati dan cenderung menilai bahaya lebih tinggi, sehingga keselamatan tetap menjadi prioritas utama.
Dengan alat pemodelan ini, diharapkan tim penjinak bom bisa melakukan pengelolaan risiko dengan lebih efisien dan akurat. Hal ini tidak hanya menjadikan proses pembersihan bom lebih aman, tetapi juga mengurangi gangguan sosial dan ekonomi yang terjadi akibat evakuasi besar-besaran yang selama ini rutin terjadi di Jerman.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/software-powered-wwii-bomb-detonations
[1] https://interestingengineering.com/innovation/software-powered-wwii-bomb-detonations
Analisis Ahli
Dr. Christoph Grunwald
"Model kami mencoba memberikan hasil yang lebih konservatif agar tim penjinak dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang lebih akurat dan hati-hati, mengurangi potensi risiko yang tidak terduga."
Analisis Kami
"Pemodelan yang menggabungkan faktor bawah tanah sangat penting untuk memperbaiki akurasi penilaian risiko saat menanggulangi bom lama di daerah perkotaan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keselamatan publik tetapi juga mengurangi biaya dan dampak sosial akibat evakuasi besar-besaran yang sebelumnya rutin dilakukan."
Prediksi Kami
Dengan kemampuan pemodelan baru ini, tim penjinak bom akan dapat melakukan evakuasi yang lebih terfokus dan efisien, sehingga gangguan sosial dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalkan di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang masih terkubur di Jerman dari Perang Dunia Kedua?A
Ratusan ribu bom udara yang belum meledak.Q
Apa tujuan dari alat pemodelan yang dikembangkan oleh Fraunhofer EMI?A
Tujuannya adalah untuk memprediksi fragmentasi dan simulasi penyebaran gelombang kejut di bawah tanah.Q
Mengapa penting untuk menutupi bom dengan pasir atau air?A
Karena dapat mengalihkan energi ke dalam tanah, yang memengaruhi distribusi efek ledakan.Q
Apa tantangan dalam memodelkan perilaku tanah setelah ledakan?A
Karena sifat tanah yang bervariasi seperti kerikil, tanah liat, dan pasir sangat berbeda dalam merespons energi yang tiba-tiba.Q
Bagaimana pengujian dilakukan untuk memvalidasi model simulasi ledakan?A
Dengan melakukan uji coba ledakan besar di lokasi yang realistis dan merekam gelombang ledakan serta kejut bawah tanah.