Keterbatasan AI dalam Riset Ilmiah Terungkap di Konferensi Agents4Science 2025
Courtesy of SCMP

Keterbatasan AI dalam Riset Ilmiah Terungkap di Konferensi Agents4Science 2025

Menunjukkan kelemahan AI dalam penelitian ilmiah walaupun digunakan secara luas di tengah persaingan antara China dan Amerika Serikat, serta membahas tantangan yang dihadapi agar teknologi ini bisa lebih andal dan efektif.

02 Nov 2025, 19.00 WIB
127 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kecerdasan buatan masih memiliki keterbatasan yang signifikan dalam penelitian ilmiah.
  • Kolaborasi antara AI dan manusia sangat penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang akurat.
  • Kompetisi antara negara seperti AS dan China mendorong pengembangan teknologi AI, tetapi tantangan tetap ada.
San Francisco, Amerika Serikat - Konferensi Agents4Science 2025 memperlihatkan bagaimana kecerdasan buatan (AI) semakin berperan dalam penelitian ilmiah, terutama di tengah persaingan sengit antara China dan Amerika Serikat. Dalam acara ini, model bahasa besar seperti ChatGPT dan Claude bahkan tercantum sebagai penulis utama dalam berbagai makalah yang dipresentasikan.
Namun, meski AI mampu membantu proses penelitian dari tahap brainstorming hingga desain eksperimen, masih ada banyak tantangan yang ditemukan. AI sering mengalami kesulitan menjaga konteks tulisan dan fokus makalah sehingga hasilnya kurang maksimal tanpa intervensi dari manusia.
Dalam satu studi, AI menghasilkan referensi palsu dan teks atau kode yang berulang-ulang, membuat para peneliti harus memperbarui dokumen pendukung secara manual. Contoh lain adalah Google Gemini yang menganalisis data kebijakan derek di San Francisco namun juga memproduksi sumber yang tidak valid.
Konferensi ini menerima 47 makalah dari lebih dari 300 pengajuan, dan semua makalah tersebut menampilkan sistem AI sebagai penulis utama yang memimpin riset dan proses penulisan. Hal ini menunjukkan potensi besar AI di dunia riset namun juga memperkuat perlunya pengawasan manusia agar hasilnya dapat dipercaya.
Secara keseluruhan, meskipun AI menunjukkan kemajuan signifikan dalam membantu proses ilmiah, konferensi ini menegaskan bahwa teknologi masih memiliki kelemahan mendasar yang perlu diatasi agar bisa benar-benar mengubah cara riset dilakukan di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3331218/why-ai-scientists-fail-impress-human-experts-one-kind-online-conference?module=top_story&pgtype=subsection

Analisis Ahli

James Zou
"Penggunaan AI sebagai penulis utama dalam riset adalah langkah maju, tapi AI saat ini masih perlu pengawasan manusia untuk memperbaiki kelemahan seperti penghilangan konteks dan penghasilan data palsu."

Analisis Kami

"Walaupun AI menunjukkan kemampuan mengagumkan dalam mendukung riset ilmiah, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi ini masih berisiko menimbulkan kesalahan signifikan seperti fabrikasi data dan kehilangan konteks. Diperlukan integrasi ketat antara AI dan ahli manusia agar hasil riset benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat secara ilmiah."

Prediksi Kami

Dalam beberapa tahun ke depan, AI kemungkinan akan semakin matang dan mampu mengurangi kesalahan seperti penghasilan referensi palsu, tetapi keterlibatan manusia tetap penting untuk memastikan akurasi dan fokus penelitian.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tema utama dari konferensi Agents4Science 2025?
A
Tema utama dari konferensi Agents4Science 2025 adalah keterlibatan kecerdasan buatan dalam penelitian ilmiah dan tantangan yang dihadapinya.
Q
Apa keterbatasan yang dihadapi oleh model bahasa besar dalam penelitian?
A
Model bahasa besar mengalami kesulitan dalam menjaga konteks dan fokus, serta seringkali menghasilkan referensi yang tidak akurat.
Q
Siapa yang menjadi penulis utama dalam makalah yang dipresentasikan di konferensi?
A
Model bahasa besar seperti yang dikembangkan oleh OpenAI dan Anthropic menjadi penulis utama dalam makalah yang dipresentasikan.
Q
Apa peran AI dalam analisis kebijakan di San Francisco?
A
AI, terutama Google Gemini, berperan dalam memproses data untuk analisis kebijakan, tetapi sering kali memfabricasi sumber.
Q
Mengapa AI masih membutuhkan kolaborasi manusia dalam penelitian?
A
AI masih membutuhkan kolaborasi manusia untuk memperbaiki kesalahan dan menjaga kualitas penelitian.