Serangan Siber Korea Utara: Kripto Dicuri untuk Biayai Senjata Nuklir
Courtesy of CNBCIndonesia

Serangan Siber Korea Utara: Kripto Dicuri untuk Biayai Senjata Nuklir

Mengungkap dan memberikan informasi terkait serangan siber yang dilakukan Korea Utara untuk mencuri uang digital serta aktivitas pencucian uang yang digunakan untuk membiayai program senjata nuklir mereka, serta menegaskan tindakan sanksi yang diambil oleh pemerintah AS untuk mengatasi ancaman ini.

05 Nov 2025, 17.45 WIB
152 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Korea Utara terlibat dalam pencurian besar-besaran melalui serangan siber.
  • AS menjatuhkan sanksi pada individu dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan ilegal terkait kejahatan siber.
  • Uang yang dicuri digunakan untuk mendanai program senjata nuklir Korea Utara, yang menimbulkan ancaman bagi keamanan global.
Washington, Amerika Serikat - Korea Utara telah melakukan serangan siber besar-besaran ke Amerika Serikat, dengan pencurian uang sebesar 3 miliar dolar AS selama tiga tahun terakhir. Sebagian besar uang yang dicuri adalah aset digital kripto, yang menjadi cara baru dalam kejahatan siber modern.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat pun bertindak dengan menjatuhkan sanksi kepada delapan orang dan dua perusahaan yang diduga terlibat dalam pencucian uang hasil kejahatan siber ini. Sanksi tersebut menyasar para pekerja IT dan lembaga keuangan Korut yang beroperasi di berbagai negara, termasuk China dan Rusia.
Menurut pernyataan resmi, uang yang dikumpulkan dari hasil kejahatan ini digunakan untuk membiayai program senjata nuklir Korea Utara. Hal ini menyebabkan ancaman serius bagi keamanan Amerika Serikat dan dunia, mengingat potensi bahaya dari senjata tersebut.
Perusahaan IT Korut diduga memanfaatkan tenaga kerja di beberapa kota di China untuk mendukung operasi ilegal ini. Selain itu, lembaga keuangan seperti Ryujong Credit Bank membantu menghindari sanksi dan memfasilitasi transaksi ilegal antarnegara.
Laporan terbaru dari berbagai negara juga mengungkap bahwa Republik Rakyat Demokratik Korea (Korut) secara sistematis melanggar resolusi PBB dan menggunakan kemampuan siber tingkat tinggi yang setara dengan negara-negara besar seperti China dan Rusia untuk mendukung operasi mereka.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251105145208-37-682571/korea-utara-serang-amerika-uang-rp-50-triliun-hilang-seketika

Analisis Ahli

John Hurley
""Peretas yang disponsori pemerintah Korut mencuri dan mencuci uang untuk mendanai program senjata nuklir rezim tersebut, secara langsung mengancam keamanan AS dan global.""

Analisis Kami

"Keterlibatan Korea Utara dalam serangan siber dan pencucian uang kripto bukan hanya tindakan kriminal melainkan bagian dari strategi diplomasi paksa yang mengandalkan teknologi tinggi. Perlu ada upaya koordinasi lebih ketat antarnegara untuk memblokir sumber dana ini dan menekan program nuklir Pyongyang secara efektif."

Prediksi Kami

Ancaman serangan siber dan aktivitas pencucian uang Korea Utara diperkirakan akan terus meningkat, memaksa negara-negara seperti AS untuk meningkatkan pengawasan dan kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan siber lintas negara.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan Korea Utara dalam serangan siber terbaru?
A
Korea Utara melancarkan serangan siber besar-besaran ke Amerika Serikat.
Q
Berapa jumlah uang yang dicuri oleh penjahat siber yang terafiliasi dengan Korea Utara?
A
Jumlah uang yang dicuri mencapai US$3 miliar dalam bentuk aset digital kripto.
Q
Siapa saja individu dan organisasi yang dikenakan sanksi oleh Kementerian Keuangan AS?
A
Individu yang dikenakan sanksi termasuk Jang Kuk Chol, Ho Jong Son, dan organisasi seperti Korea Mangyongdae Computer Technology Company dan Ryujong Credit Bank.
Q
Apa tujuan dari uang yang dicuri oleh Korea Utara?
A
Uang yang dicuri digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah Korea Utara, termasuk program senjata nuklir.
Q
Bagaimana Kementerian Keuangan AS menanggapi aktivitas siber Korea Utara?
A
Kementerian Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi yang terlibat dalam pencucian uang dan kejahatan siber.