Peloton Hadapi Tantangan Recall dan Kekecewaan Produk Baru Saat Cetak Laba
Courtesy of TheVerge

Peloton Hadapi Tantangan Recall dan Kekecewaan Produk Baru Saat Cetak Laba

Artikel ini bertujuan memberikan gambaran terkini mengenai kondisi keuangan dan tantangan yang sedang dihadapi Peloton, serta sikap perusahaan terhadap masalah produk dan bagaimana hal ini mempengaruhi kepercayaan pengguna dan investor.

08 Nov 2025, 04.37 WIB
176 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Peloton mengumumkan penarikan kembali yang mempengaruhi 833,000 unit sepeda.
  • CEO baru Peloton, Peter Stern, fokus pada pemulihan profitabilitas dan efisiensi.
  • Reaksi komunitas terhadap produk baru Peloton menunjukkan ketidakpuasan di kalangan pengguna lama.
New York, Amerika Serikat - Peloton tetap menjalankan panggilan pendapatan pukul 8:30 pagi lebih dari satu dekade, tapi kali ini mengumumkan penarikan produk besar-besaran sebelum melaporkan hasil kuartal pertama 2026 setelah pasar tutup. Mereka menarik 833.000 unit Bike Plus karena masalah seat post, dengan tiga laporan kerusakan dan dua cedera. Meskipun jumlah ini lebih kecil dari recall sebelumnya di 2023, hal ini tetap memberi bayangan pada laporan keuangan yang sebenarnya positif.
CEO Peter Stern menegaskan bahwa dampak recall ini kecil dan telah dimasukkan dalam panduan keuangan. Perusahaan berhasil mengalahkan ekspektasi pasar dengan laba dua kuartal berturut-turut dan proyeksi optimistis untuk musim liburan nanti. Harga saham Peloton naik 14 persen sebagai respons positif dari investor atas hasil ini.
Namun, pengguna setia Peloton merasa kecewa terhadap produk baru yang diumumkan pada 1 Oktober, terutama karena tidak adanya program trade-in atau upgrade untuk tampilan baru pada sepeda. Banyak yang merasa hanya mendapat tampilan baru tanpa perubahan signifikan pada mesin inti. Hal ini memicu perdebatan sengit di berbagai forum pengguna dan media sosial.
Sejak CEO John Foley mengundurkan diri, Peloton berusaha mengurangi drama dan masalah, terutama saat CEO Barry McCarthy fokus memperbaiki perusahaan. Sekarang Peter Stern mengedepankan strategi yang lebih stabil dan fokus pada profitabilitas, cash flow, dan efisiensi operasi, meski terkesan membosankan dibandingkan gaya pendahulunya.
Peloton punya basis pelanggan dan produk yang bagus, namun jatuh terpuruk karena perusahaan sering membuat kesalahan sendiri. Saat ini mereka berusaha membangun kembali kepercayaan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, meski tantangan dan kritik tetap ada. Fans dan investor berharap Peloton bisa lebih stabil dan minim drama di masa depan.
Referensi:
[1] https://theverge.com/gadgets/816352/peloton-q1-2026-earnings-fitness

Analisis Ahli

Analisis Kami

"Peloton tampaknya sedang berada di titik kritis antara mempertahankan loyalitas komunitas lama dan menarik pelanggan baru dengan produk yang ambisius namun kontroversial. Langkah menenangkan dan fokus pada profitabilitas oleh CEO Stern memang membosankan tapi sangat diperlukan agar perusahaan tidak terus terjebak dalam siklus drama dan masalah produk berulang."

Prediksi Kami

Peloton kemungkinan akan terus menghadapi tantangan dari loyalis pengguna yang kecewa sambil berusaha menyeimbangkan inovasi produk dan kinerja keuangan agar dapat kembali tumbuh secara stabil.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dengan Peloton baru-baru ini?
A
Peloton baru-baru ini mengumumkan penarikan kembali 833,000 unit sepeda Bike Plus dan mengumumkan hasil Q1 2026 setelah pasar tutup.
Q
Siapa CEO Peloton saat ini?
A
CEO Peloton saat ini adalah Peter Stern.
Q
Apa dampak dari penarikan kembali produk terbaru?
A
Dampak dari penarikan kembali ini diharapkan tidak material dan telah tercermin dalam panduan tahunan perusahaan.
Q
Bagaimana reaksi komunitas terhadap produk baru Peloton?
A
Komunitas Peloton terpecah mengenai produk baru, dengan banyak pengguna lama merasa tidak puas karena tidak ada program tukar tambah.
Q
Apa strategi yang diterapkan oleh CEO baru untuk mengembalikan Peloton ke jalur yang benar?
A
CEO baru, Peter Stern, menerapkan strategi berfokus pada profitabilitas, arus kas, dan efisiensi agar perusahaan dapat kembali tumbuh.