Ilmuwan Temukan Udara Tertua 6 Juta Tahun di Antarktika untuk Pelajari Iklim Bumi
Courtesy of CNBCIndonesia

Ilmuwan Temukan Udara Tertua 6 Juta Tahun di Antarktika untuk Pelajari Iklim Bumi

Mengungkap usia dan kondisi atmosfer purba melalui inti es tertua yang pernah ditemukan untuk memahami evolusi iklim Bumi dan memprediksi perubahan iklim masa depan.

11 Nov 2025, 07.15 WIB
50 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penemuan udara tertua di Antarktika memberikan wawasan baru tentang iklim purba Bumi.
  • Proyek COLDEX membantu memahami proses perubahan iklim alami di masa lalu.
  • Data dari penelitian ini diharapkan dapat memprediksi perubahan iklim modern akibat aktivitas manusia.
Allan Hills, Antarktika - Para ilmuwan menemukan udara tertua yang pernah terperangkap di dalam es di kawasan Allan Hills, Antarktika. Udara ini berusia sekitar 6 juta tahun dan berasal dari era Miosen. Dengan mengebor es dari kedalaman lebih dari 200 meter, mereka berhasil mendapatkan sampel yang memungkinkan melihat kondisi iklim purba Bumi.
Dari analisis inti es yang sangat tua tersebut, diketahui bahwa suhu di Antarktika pada masa tersebut sekitar 12 derajat Celsius lebih hangat daripada saat ini. Penelitian ini membuktikan bahwa perubahan suhu menuju kondisi beku tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan secara bertahap selama jutaan tahun.
Selain itu, ilmuwan menggunakan isotop argon dan oksigen untuk mempelajari suhu dan kandungan gas rumah kaca pada masa lalu, seperti karbon dioksida. Penelitian dilakukan melalui proyek COLDEX yang didanai oleh National Science Foundation Amerika Serikat dan melibatkan beberapa inti es dari kedalaman berbeda.
Sebelumnya para peneliti berharap menemukan es yang berusia sekitar 3 juta tahun, tapi ternyata sampel yang ditemukan jauh lebih tua, membuka wawasan baru tentang iklim dan atmosfer Bumi yang tidak diketahui sebelumnya. Temuan ini sangat penting untuk memahami bagaimana perubahan iklim alami terjadi di masa lalu.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memprediksi arah perubahan iklim modern yang kini semakin cepat akibat aktivitas manusia. Studi ini sudah diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dan akan berlanjut hingga tahun 2031 untuk mengungkap data lebih lanjut dari es purba.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251111043537-37-684042/udara-dari-6-juta-tahun-ungkap-jadwal-kiamat-dari-masa-lalu

Analisis Ahli

Sarah Shackleton
"Penemuan inti es yang sangat tua ini membuka jendela baru untuk memahami perubahan iklim alami yang memengaruhi bumi selama jutaan tahun dan bagaimana kita harus belajar dari masa lalu untuk masa depan."
Ed Brook
"Data sangat penting untuk memeriksa gas rumah kaca dan kadang-kadang membuka kejutan bahwa usia es yang bisa kami gali ternyata jauh lebih tua dari yang kami duga."

Analisis Kami

"Penemuan udara tertua ini adalah terobosan besar dalam studi iklim yang memadukan ilmu glasial dan atmosfer, memberikan wawasan kritis tentang dinamika iklim jangka panjang. Meski peningkatan suhu pada masa Miosen menunjukkan variabilitas alam, data ini justru menekankan pentingnya pengendalian emisi saat ini agar perubahan iklim modern tidak semakin cepat dan tidak terkendali."

Prediksi Kami

Penelitian inti es akan terus berlanjut hingga 2031, yang memungkinkan pemahaman lebih dalam tentang iklim purba dan meningkatkan akurasi prediksi perubahan iklim di masa depan yang dipengaruhi aktivitas manusia.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Antarktika?
A
Ilmuwan menemukan udara tertua yang pernah terperangkap di dalam es di Antarktika.
Q
Berapa usia udara tertua yang ditemukan dalam penelitian ini?
A
Usia udara tersebut sekitar 6 juta tahun.
Q
Siapa yang memimpin penelitian ini?
A
Penelitian ini dipimpin oleh Sarah Shackleton, seorang ahli glasial.
Q
Apa tujuan dari proyek COLDEX?
A
Tujuan proyek COLDEX adalah untuk merekonstruksi kondisi atmosfer masa lalu dan memahami perubahan iklim.
Q
Bagaimana suhu di Antarktika pada masa Miosen dibandingkan dengan saat ini?
A
Suhu di Antarktika pada masa Miosen tercatat sekitar 12 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan saat ini.