Courtesy of CNBCIndonesia
Ancaman Pemanasan Global Mencapai Titik Kritis, Butuh Tindakan Cepat Dunia
Mengajak pembaca menyadari dan memahami ancaman serius pemanasan global yang akan mencapai tingkat kritis dalam waktu dekat, serta perlunya percepatan tindakan pengurangan emisi dan kemauan politik yang kuat untuk menangani perubahan iklim.
28 Jul 2025, 12.31 WIB
257 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Krisis iklim semakin mendesak dan memerlukan aksi segera dari seluruh negara.
- Perubahan iklim telah menyebabkan pencairan es di Antartika dan cuaca ekstrem di seluruh dunia.
- Kemauan politik antarnegara sangat penting untuk mengimplementasikan solusi terhadap perubahan iklim.
Jakarta, Indonesia - Pemanasan global telah menjadi ancaman serius bagi Bumi dengan suhu yang diprediksi akan mencapai 1,5 derajat Celcius pada tahun 2030, yang merupakan batas kritis dimana perubahan iklim tidak dapat dikembalikan lagi. Kondisi ini akan menyebabkan dampak besar seperti kepunahan spesies, kegagalan panen, dan kerusakan sistem iklim, yang akan dirasakan seluruh umat manusia.
Beberapa negara kaya sudah berencana untuk mencapai karbon netral pada tahun 2050, namun Sekjen PBB Antonio Gueterres meminta agar target tersebut dipercepat menjadi 2040. Pengurangan emisi secara global menjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi dampak pemanasan yang makin parah.
Ketua IPCC Lee Hoesung mengatakan bahwa teknologi dan anggaran sudah tersedia untuk menangani perubahan iklim, namun yang menjadi kendala utama adalah kurangnya kemauan politik antarnegara untuk bekerja sama mencapai tujuan tersebut.
Fenomena pemanasan global sudah dirasakan dengan suhu Bumi yang sekarang meningkat lebih dari 1,2 derajat Celcius dibandingkan masa pra-industri. Cuaca ekstrem pun lebih sering terjadi, dan es laut di Antartika mengalami penyusutan yang signifikan mencapai rekor terendah pada tahun 2023.
Jika tidak ada tindakan cepat, pada tahun 2100 pemanasan global diperkirakan mencapai 1,8 derajat Celcius dan setengah populasi manusia akan hidup dalam kondisi panas dan kelembaban yang ekstrim, terutama di wilayah Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika Barat.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250728121731-37-652749/tanda-kiamat-makin-dekat-manusia-cuma-punya-waktu-10-tahun
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250728121731-37-652749/tanda-kiamat-makin-dekat-manusia-cuma-punya-waktu-10-tahun
Analisis Kami
"Krisis iklim bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan kenyataan yang sudah kita hadapi sekarang yang memerlukan perubahan kebijakan segera. Tanpa komitmen politik yang kuat dan implementasi inovasi teknologi secara global, upaya mitigasi akan gagal dan mengakibatkan bencana ekologis maupun sosial yang sulit dibalikkan."
Analisis Ahli
Lee Hoesung
"Memiliki teknologi dan anggaran untuk mengatasi perubahan iklim, tetapi terhambat oleh kurangnya kemauan politik antarnegara."
Prediksi Kami
Jika kemauan politik dan tindakan global tidak segera diperkuat, suhu Bumi akan terus naik hingga 1,8 derajat Celcius pada 2100, menyebabkan setengah populasi manusia hidup dalam kondisi panas dan lembap ekstrem, serta memperparah kerusakan lingkungan dan sosial di seluruh dunia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diprediksi akan terjadi pada suhu Bumi sekitar tahun 2030?A
Suhu Bumi diprediksi menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius.Q
Siapa yang mendorong percepatan gerakan karbon netral?A
Antonio Gueterres, Sekjen PBB, mendorong percepatan gerakan karbon netral 10 tahun lebih awal.Q
Apa dampak dari pemanasan global yang telah terjadi saat ini?A
Dampak dari pemanasan global termasuk cuaca ekstrem, kepunahan spesies, dan gagal panen.Q
Mengapa pencairan es laut di Antartika menjadi perhatian?A
Pencairan es laut di Antartika menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi tingkat laut dan iklim global.Q
Apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim menurut IPCC?A
IPCC menyatakan bahwa yang kurang adalah kemauan politik yang kuat untuk mengatasi masalah ini.