Dampak Parah Perubahan Iklim: Es di Kutub Mencair Lebih Cepat dari Perkiraan
Courtesy of CNBCIndonesia

Dampak Parah Perubahan Iklim: Es di Kutub Mencair Lebih Cepat dari Perkiraan

Menginformasikan percepatan pencairan es di kutub akibat perubahan iklim dan pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi dampak negatifnya.

27 Mei 2025, 18.40 WIB
44 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Perubahan iklim menyebabkan es di kutub mencair lebih cepat dari yang diperkirakan.
  • Dampak mencairnya es berpengaruh pada ekosistem hewan di kutub dan masyarakat yang tinggal di dekat laut.
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca adalah kunci untuk menghindari dampak buruk perubahan iklim yang lebih parah.
Arktik, Kutub Utara - Perubahan iklim kini mulai menunjukkan tanda-tanda yang jelas di wilayah kutub, dimana es yang biasanya menutupi daerah tersebut kini semakin menghilang dan berubah warna menjadi biru. Fenomena ini menjadi perhatian dunia karena es di kutub sangat penting untuk menjaga keseimbangan suhu bumi.
Laporan dari University of Colorado Boulder mengungkapkan bahwa pencairan es di Kutub Utara bisa terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Dalam beberapa dekade terakhir, penurunan tutupan es adalah yang terbesar, seperti yang tercatat pada September 2023 hanya tersisa 3,3 juta kilometer persegi dari es di Samudera Arktik.
Ilmuwan dari Institut Penelitian Arktik dan Alpine CU Boulder memperkirakan tutupan es dapat turun hingga kurang dari satu juta kilometer persegi dalam waktu empat tahun lebih awal dari jadwal semula. Bahkan, pencairan ini bisa lebih cepat sampai 18 tahun dari prediksi awal, sebuah kondisi yang mengkhawatirkan.
Emisi gas rumah kaca menjadi penyebab utama pemanasan global yang mempercepat pencairan es ini. Lautan menyerap lebih banyak panas dari Matahari, yang memperburuk kondisi pencairan es tersebut. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh hewan-hewan kutub seperti anjing laut dan beruang, tapi juga manusia yang tinggal di pesisir yang menghadapi gelombang laut lebih besar.
Untuk mengurangi dampak negatif ini, para ahli menyarankan agar emisi gas rumah kaca harus dijaga pada tingkat serendah mungkin. Alexandra Jahn dari CU Boulder menegaskan bahwa walaupun kondisi bebas es mungkin tidak dapat dihindari, tetap penting untuk mengurangi emisi agar durasi bebas es tidak terlalu lama dan dampak yang lebih parah dapat dihindari.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi pada es di kutub akibat perubahan iklim?
A
Es di kutub semakin berkurang dan berubah warna dari putih menjadi biru.
Q
Apa yang menunjukkan bahwa perubahan iklim di kutub semakin cepat?
A
Laporan dari Universitas Colorado Boulder menunjukkan bahwa tutupan es mungkin akan berkurang di bawah satu juta kilometer persegi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Q
Apa dampak mencairnya es terhadap hewan-hewan di kutub?
A
Dampak mencairnya es di kutub dirasakan oleh hewan seperti anjing laut dan beruang kutub yang bergantung pada es untuk bertahan hidup.
Q
Mengapa emisi gas rumah kaca menjadi faktor utama dalam mencairnya es kutub?
A
Emisi gas rumah kaca menyebabkan lebih banyak panas matahari diserap oleh lautan, yang mempercepat proses pencairan es.
Q
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim di kutub?
A
Kita dapat menjaga emisi gas rumah kaca pada level serendah mungkin untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Artikel Serupa

Dampak Suhu Panas Pemanasan Global pada Proses Fotosintesis Hutan TropisCNBCIndonesia
Sains
28 hari lalu
29 dibaca

Dampak Suhu Panas Pemanasan Global pada Proses Fotosintesis Hutan Tropis

Ancaman Kiamat 2026: Ledakan Populasi dan Perubahan Iklim EkstremCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
129 dibaca

Ancaman Kiamat 2026: Ledakan Populasi dan Perubahan Iklim Ekstrem

Megatsunami 200 Meter di Greenland: Dampak Perubahan IklimCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
44 dibaca

Megatsunami 200 Meter di Greenland: Dampak Perubahan Iklim

Kerusakan AMOC: Tanda Kiamat Bumi yang Harus DiwaspadaiCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
64 dibaca

Kerusakan AMOC: Tanda Kiamat Bumi yang Harus Diwaspadai

Krisis Iklim: Dunia di Ambang Batas Pemanasan Global 1,5 Derajat CelsiusCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
87 dibaca

Krisis Iklim: Dunia di Ambang Batas Pemanasan Global 1,5 Derajat Celsius

Penelitian: 2023 Tahun Terpanas dalam 2.000 Tahun TerakhirCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
130 dibaca

Penelitian: 2023 Tahun Terpanas dalam 2.000 Tahun Terakhir