Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan Iklim
Courtesy of CNBCIndonesia

Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan Iklim

Menginformasikan dampak gelombang panas laut dan perubahan iklim di Asia Tenggara dan Pasifik serta menguatkan seruan untuk aksi iklim yang lebih cepat dan tegas.

06 Jun 2025, 11.15 WIB
84 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Gelombang panas laut di Asia Tenggara dan Pasifik mencapai skala yang mengkhawatirkan.
  • Kenaikan suhu dan permukaan laut berdampak signifikan terhadap ekosistem dan masyarakat.
  • Perlunya tindakan iklim yang lebih cepat dan tegas untuk menghadapi perubahan iklim.
Asia Tenggara dan Pasifik, Asia Tenggara dan Oseania - Wilayah laut di Asia Tenggara dan Pasifik mengalami gelombang panas laut yang sangat luas pada tahun 2024, dengan suhu rata-rata meningkat sebesar 0,48 derajat Celsius dibandingkan periode 1991 hingga 2020. Kondisi ini memicu berbagai bencana cuaca ekstrem seperti banjir dan longsor yang merugikan banyak orang.
Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia, kenaikan permukaan laut di kawasan ini mencapai hampir 4 milimeter per tahun, lebih tinggi dari rata-rata dunia, yang sangat mengancam keberlangsungan hidup negara-negara kepulauan. Para ahli mengingatkan bahwa waktu untuk bertindak semakin sedikit.
Gelombang panas laut menyebabkan peristiwa pemutihan karang massal di Great Barrier Reef, Australia. Tekanan suhu yang tinggi juga membuat banyak spesies laut mengalami stres, yang bisa membuat mereka pindah atau mati jika ambang batas suhu terlampaui.
Bencana lain yang terjadi termasuk banjir dan longsor di Filipina, banjir besar di Singapura dan Malaysia, banjir bandang di Sumatra dan Australia utara, serta pencairan gletser di Papua yang diprediksi habis pada 2026. Dampak perubahan iklim ini sangat nyata dan merusak ekosistem serta kehidupan manusia.
Laporan ini menegaskan perlunya aksi iklim yang lebih cepat dan tegas khususnya di wilayah Asia-Pasifik yang sangat rentan. Para ilmuwan menekankan bahwa kejadian ini menunjukkan ancaman perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga tindakan harus segera diambil.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi di wilayah laut Asia Tenggara dan Pasifik pada tahun 2024?
A
Wilayah laut Asia Tenggara dan Pasifik mengalami gelombang panas laut yang luas.
Q
Apa yang dilaporkan oleh WMO mengenai suhu rata-rata di kawasan tersebut?
A
Suhu rata-rata kawasan meningkat 0,48 derajat Celsius dibandingkan periode 1991-2020.
Q
Apa saja bencana cuaca ekstrem yang dicatat dalam laporan WMO?
A
Bencana cuaca ekstrem yang dicatat termasuk longsor di Filipina, banjir di Australia, dan pemutihan karang di Great Barrier Reef.
Q
Mengapa kenaikan permukaan laut menjadi ancaman bagi negara kepulauan?
A
Kenaikan permukaan laut yang cepat mengancam eksistensi negara kepulauan yang rentan.
Q
Apa yang menyebabkan stres termal pada spesies laut di kawasan tersebut?
A
Gelombang panas laut menyebabkan stres termal pada banyak spesies laut, yang dapat mengakibatkan kepunahan.

Artikel Serupa

BMKG Ingatkan Cuaca Panas dan Hujan Deras di Indonesia Bulan IniCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
101 dibaca

BMKG Ingatkan Cuaca Panas dan Hujan Deras di Indonesia Bulan Ini

Cuaca Panas dan Hujan Lebat di Indonesia: Waspada dan Jaga KesehatanCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
114 dibaca

Cuaca Panas dan Hujan Lebat di Indonesia: Waspada dan Jaga Kesehatan

BMKG: Cuaca Panas Ekstrem dan Prediksi Musim Kemarau 2025 di IndonesiaCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
107 dibaca

BMKG: Cuaca Panas Ekstrem dan Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia

Ancaman Kiamat 2026: Ledakan Populasi dan Perubahan Iklim EkstremCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
129 dibaca

Ancaman Kiamat 2026: Ledakan Populasi dan Perubahan Iklim Ekstrem

Kerusakan AMOC: Tanda Kiamat Bumi yang Harus DiwaspadaiCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
64 dibaca

Kerusakan AMOC: Tanda Kiamat Bumi yang Harus Diwaspadai

Krisis Iklim: Dunia di Ambang Batas Pemanasan Global 1,5 Derajat CelsiusCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
88 dibaca

Krisis Iklim: Dunia di Ambang Batas Pemanasan Global 1,5 Derajat Celsius