Mengapa Kebahagiaan Sejati Berasal dari Keseimbangan Emosi Positif dan Negatif
Courtesy of Forbes

Mengapa Kebahagiaan Sejati Berasal dari Keseimbangan Emosi Positif dan Negatif

Untuk mengubah pemahaman kita tentang kebahagiaan dari tujuan akhir menjadi sebuah proses evolusioner yang melibatkan keseimbangan emosional positif dan negatif, sekaligus menawarkan cara baru untuk mengelola budaya kebahagiaan modern yang membebani.

16 Nov 2025, 21.30 WIB
198 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kebahagiaan adalah tentang keseimbangan antara emosi positif dan negatif.
  • Teknologi modern dapat mengganggu keseimbangan emosi kita dan membuat kita merasa terasing.
  • Mencari kepuasan yang lebih lambat dan hubungan yang autentik dapat meningkatkan kesejahteraan kita.
Kebahagiaan merupakan tema yang sering dibahas dalam kehidupan sehari-hari, namun mengejarnya secara terus menerus ternyata dapat membuatnya semakin sulit dirasakan. Banyak orang kini sibuk mengukur kebahagiaan mereka melalui teknologi dan berbagai tips untuk menjadi lebih baik, yang justru menambah tekanan tersendiri.
Ole Höffken, seorang psikolog, memberikan pandangan baru tentang kebahagiaan. Ia menjelaskan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus ditangkap atau dicapai sebagai tujuan akhir, melainkan sebuah proses yang melibatkan keseimbangan antara perasaan positif dan negatif.
Menurutnya, perasaan senang dan sedih dapat hidup berdampingan dalam diri seseorang sehingga menghasilkan 'kebahagiaan ambivalen'. Contohnya adalah saat kita merasa sedih karena kehilangan seseorang namun juga bahagia saat mengenang kenangan indah bersama mereka.
Dalam konteks evolusi, kedua jenis perasaan baik dan buruk ini memiliki fungsi penting. Keseimbangan ini memungkinkan kita untuk menjelajah, berkolaborasi, dan bertahan hidup. Namun, dalam dunia modern yang penuh rangsangan berlebihan, keseimbangan ini sering terganggu.
Untuk mencapai kebahagiaan yang sehat, kita perlu menghindari rangsangan buatan yang berlebihan serta mencari kepuasan yang lebih lambat dan autentik, seperti membangun hubungan yang tulus dan mengalami kebersamaan sejati. Dengan demikian, kita dapat hidup lebih seimbang dan bermakna.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/16/1-easy-mindset-shift-to-increase-happiness-daily-by-a-psychologist/

Analisis Ahli

Martin Seligman
"Konsep kebahagiaan yang melibatkan ambivalensi emosi mendukung teori kesejahteraan psikologis yang lebih holistik dan realistis dibandingkan pengejaran kesenangan semata."
Daniel Kahneman
"Pemahaman kebahagiaan sebagai keseimbangan antara berbagai emosi sangat relevan dengan temuan psikologi kognitif tentang evaluasi pengalaman dan memori emosional manusia."

Analisis Kami

"Pendekatan tradisional yang hanya mengejar kebahagiaan sebagai rasa senang tanpa mengintegrasikan sisi negatif justru menciptakan ketidakseimbangan emosional yang berbahaya. Penting bagi kita untuk merevisi pemahaman kita dengan menerima bahwa kebahagiaan adalah harmoni dinamis yang memerlukan emosi campuran agar kita bisa bertahan dan berkembang secara psikologis dalam dunia yang kompleks ini."

Prediksi Kami

Jika tren budaya mengejar kebahagiaan yang instan dan berlebihan terus berlanjut, maka kemungkinan besar akan terjadi peningkatan masalah kesehatan mental terkait stres, kecemasan, dan burn out emosional di masyarakat.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa pandangan Ole Höffken tentang kebahagiaan?
A
Ole Höffken berpendapat bahwa kebahagiaan adalah proses yang harus dipahami sebagai keseimbangan emosional, bukan hanya pencarian kepuasan terus menerus.
Q
Mengapa kebahagiaan tidak seharusnya dipahami sebagai keadaan akhir?
A
Kebahagiaan seharusnya dipahami sebagai keseimbangan dinamis antara emosi positif dan negatif, bukan sebagai dominasi kesenangan.
Q
Apa yang dimaksud dengan 'supernormal stimuli' dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebahagiaan?
A
'Supernormal stimuli' adalah rangsangan yang berlebihan yang dapat mengganggu sistem motivasi otak kita, membuat kita perlu meningkatkan intensitas untuk mencapai kepuasan yang sama.
Q
Bagaimana teknologi modern memengaruhi keseimbangan emosi kita?
A
Teknologi modern dapat mengganggu keseimbangan emosi kita dengan memberikan rangsangan berlebihan yang mengurangi kebutuhan kita akan hubungan yang autentik.
Q
Apa yang harus dilakukan untuk mencapai keseimbangan afektif yang sehat?
A
Untuk mencapai keseimbangan afektif yang sehat, kita perlu menghindari rangsangan berlebihan dan fokus pada hubungan yang nyata serta kepuasan yang lebih lambat.