Courtesy of TechCrunch

Dampak Ledakan Data Center Terhadap Energi dan Lingkungan Global

Menggambarkan pergeseran besar dalam pengeluaran global antara pembangunan data center dan pencarian minyak baru serta membahas dampaknya terhadap konsumsi energi dan potensi peluang di bidang energi terbarukan. Hal ini penting untuk memahami bagaimana pertumbuhan teknologi digital dapat mempengaruhi iklim dan infrastruktur energi ke depan.

16 Nov 2025, 23.48 WIB

282 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pengeluaran untuk pusat data semakin melampaui investasi dalam eksplorasi minyak.
Pusat data baru berpotensi meningkatkan tekanan pada jaringan listrik, tetapi juga membuka peluang untuk energi terbarukan.
Perusahaan seperti Redwood Materials menunjukkan bagaimana inovasi dapat membantu mengatasi tantangan energi dari pusat data.

Texas, Amerika Serikat - Menurut laporan baru dari International Energy Agency, dunia akan menghabiskan 580 miliar dolar tahun ini untuk pembangunan data center, angka ini lebih tinggi 40 miliar dolar dibandingkan dengan pengeluaran untuk menemukan sumber minyak baru. Perbandingan ini menunjukkan perubahan besar dalam ekonomi global dan menimbulkan kecemasan akan peningkatan konsumsi energi dari teknologi baru seperti AI generatif yang semakin banyak digunakan.

Pengeluaran terbesar untuk listrik yang diperlukan data center datang dari Amerika Serikat, disusul oleh China dan Eropa. Data center ini biasanya dibangun dekat dengan kota besar berpenduduk sekitar satu juta orang, sehingga menimbulkan tantangan besar untuk jaringan listrik dan infrastruktur yang ada di daerah tersebut.

Meskipun kekhawatiran akan tingginya konsumsi energi, ada harapan karena banyak data center beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya. Penggunaan energi terbarukan ini juga lebih mudah dari sisi perizinan dan biaya, sehingga bisa menjadi peluang bisnis baru bagi startup yang berinovasi dalam desain data center dan teknologi energi hijau.

Redwood Materials melalui unit bisnis Redwood Energy mengembangkan microgrid yang memanfaatkan baterai bekas kendaraan listrik yang belum bisa didaur ulang untuk mensuplai energi ke data center AI. Ini bisa membantu mengurangi tekanan pada jaringan listrik, terutama di wilayah yang rentan mengalami mati listrik seperti Texas saat musim panas.

Perusahaan besar seperti OpenAI, Meta, dan Anthropic berencana menginvestasikan triliunan dolar dalam pembangunan data center dalam beberapa tahun ke depan. Namun, masih menjadi pertanyaan seberapa banyak dari rencana ambisius ini yang benar-benar akan terealisasi dan bagaimana keterlibatan pemerintah, termasuk potensi dukungan kredit pajak, dalam proyek besar ini.

Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/11/16/how-much-of-the-ai-data-center-boom-will-be-powered-by-renewable-energy/

Analisis Ahli

Tim De Chant

"Data center semakin beralih ke energi terbarukan karena kemudahan regulasi dan biaya yang lebih rendah, ini dapat membantu menurunkan jejak karbon meskipun permintaan listrik terus meningkat."

Kirsten Korosec

"Teknologi microgrid dan penggunaan baterai daur ulang dari kendaraan listrik menunjukkan potensi besar untuk mengurangi tekanan pada jaringan listrik dan menjadi model baru dalam pengelolaan energi bagi data center."

Analisis Kami

"Pertumbuhan pembangunan data center memang tak terhindarkan mengingat permintaan komputasi AI yang melonjak, namun tanpa pengelolaan energi yang cermat, bisa memperparah krisis kelistrikan dan iklim global. Inovasi seperti yang dilakukan Redwood Energy adalah solusi yang sangat menjanjikan, tapi tantangan terbesar adalah skala adopsi dan dukungan regulasi yang harus diperkuat segera."

Prediksi Kami

Investasi besar-besaran di sektor data center akan mendorong inovasi dan adopsi energi terbarukan serta microgrid khususnya pada penggunaan baterai daur ulang, namun juga berpotensi memicu penyesuaian kebijakan pemerintah dan tekanan lebih besar pada jaringan kelistrikan di kota-kota besar.