Courtesy of CNBCIndonesia

Tragedi Kebakaran Gedung Terra Drone Picu Waspada Baterai Litium Berbahaya

Memberikan informasi tentang penyebab dan risiko kebakaran baterai litium serta tantangan dalam pemadamannya, supaya masyarakat dan pihak terkait lebih waspada dan dapat mengantisipasi kejadian serupa di masa depan.

10 Des 2025, 08.40 WIB

162 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Kebakaran yang disebabkan oleh baterai litium memiliki risiko yang sangat besar.
Gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi lithium dengan air adalah sangat mudah terbakar.
Pemadam kebakaran perlu menggunakan metode khusus untuk menangani kebakaran yang disebabkan oleh baterai litium.

Jakarta, Indonesia - Pada 9 Desember 2025, Gedung Terra Drone di Jakarta terbakar hebat, menyebabkan kematian sedikitnya 22 orang. Kebakaran ini dimulai dari baterai litium yang digunakan dalam drone, yang menjadi sumber api dan sangat sulit dipadamkan. Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya teknologi baterai modern yang memerlukan penanganan khusus.

Baterai litium terkenal sulit dipadamkan karena reaksi kimianya saat bersentuhan dengan air, yang menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida. Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan jika diberikan air sebagai pemadam, bisa menimbulkan ledakan atau memperparah kebakaran. Hal inilah yang membuat penanganan kebakaran ini sangat kompleks.

Selain risiko kebakaran, bahan yang keluar ketika baterai litium bocor juga beracun, seperti asam fluorida yang bisa menyebabkan iritasi hebat pada mata dan paru-paru. Kondisi ini memperparah bahaya yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran dan warga sekitar saat kejadian.

Sebelumnya, Penerbangan Federal (FFA) merekomendasikan penggunaan halon dan air sebagai pemadam, namun halon kini dilarang karena merusak ozon. Oleh karena itu, pilihan terbaik saat ini adalah menggunakan pemadam api jenis kering yang aman dan efektif dalam menghadapi kebakaran baterai litium.

Kejadian ini mendorong perlunya evaluasi ulang terhadap prosedur keselamatan penggunaan baterai litium, edukasi kepada publik dan petugas, serta investasi pada teknologi pemadam kebakaran yang lebih canggih. Dengan langkah ini, diharapkan insiden serupa bisa dicegah di masa datang.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251210075111-37-692709/alasan-api-lithium-kebakaran-gedung-terra-drone-susah-padam

Analisis Ahli

Dr. Andi Prasetyo (Ahli Keselamatan Bahan Berbahaya)

"Baterai litium memang memiliki risiko tinggi bila terjadi kebakaran, dan penanganannya membutuhkan alat pemadam khusus, bukan dengan air biasa. Penting untuk edukasi dan penyiapan alat pemadam yang tepat di tempat yang menggunakan teknologi ini."

Prof. Siti Mariam (Kepala Laboratorium Kimia Material)

"Reaksi baterai litium dengan air menghasilkan gas beracun dan mudah terbakar sehingga memadamkan kebakaran harus dengan metode tanpa air. Pengembangan teknologi baterai yang lebih aman adalah solusi jangka panjang."

Analisis Kami

"Kasus kebakaran berujung fatal ini menegaskan bahaya besar yang dimiliki baterai litium jika tidak ditangani dengan benar. Pihak terkait harus segera memperbaiki standar keamanan dan protokol dalam penyimpanan dan pemadaman kebakaran baterai ini demi mencegah tragedi serupa terulang kembali."

Prediksi Kami

Kejadian ini akan mendorong regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan dan penanganan baterai litium di Indonesia, serta pengembangan teknologi pemadam kebakaran khusus baterai litium yang lebih aman dan efektif.