
Courtesy of TheVerge
Mengapa Pelatih Kebugaran AI Belum Bisa Gantikan Insting dan Dukungan Manusia
Menggambarkan pengalaman penggunaan pelatih kebugaran berbasis AI, menunjukkan keterbatasan dan tantangan dalam mengandalkan AI untuk motivasi dan pengaturan latihan fisik, dan menyampaikan bahwa pentingnya intuisi dan dukungan manusia tidak bisa digantikan oleh AI sepenuhnya.
12 Des 2025, 22.00 WIB
24 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pelatih AI dapat membantu, tetapi tidak menggantikan dorongan emosional dari manusia.
- Performa lari dapat dipengaruhi oleh faktor mental dan kepercayaan diri.
- Terlalu banyak data dapat menyebabkan kebingungan dan rasa tertekan dalam menjalani program latihan.
New York, Amerika Serikat - Victoria Song dulunya rutin berlari dan berlatih dengan hasil yang memuaskan, tapi setahun kemudian aktivitas itu terganggu oleh stres dan cedera. Untuk memperbaiki waktu larinya yang menurun, ia mencoba menggunakan tiga pelatih kebugaran berbasis AI, yaitu Fitbit AI health coach, Peloton IQ, dan Runna, sambil berlatih untuk lomba lari 5K.
Ketiga aplikasi AI tersebut memberikan rencana latihan yang berbeda-beda, tapi semuanya gagal memberikan motivasi keras atau akuntabilitas yang diperlukan sang penulis. Ia menyadari bahwa mudah untuk mengelabui AI, tidak seperti pelatih manusia atau teman yang bisa memberikan dukungan emosional dan dorongan nyata saat dibutuhkan.
Saran dari AI sering kali terlalu dasar dan sudah diketahui sebelumnya, seperti pentingnya tidur cukup dan menjaga pola makan, tanpa bisa menyesuaikan dengan preferensi khusus atau kondisi pengguna yang berubah-ubah. Bahkan, AI sulit memahami konteks sehari-hari yang memengaruhi latihan seperti rasa bosan atau ketidaksukaan terhadap metode tertentu.
Pada akhirnya, Victoria merasa terbebani oleh jumlah data dan instruksi dari AI, yang membuatnya semakin stres dan kehilangan semangat untuk berlatih. Ia memutuskan untuk berhenti mengikuti saran AI dan fokus menikmati momen lomba tanpa tekanan, yang membuahkan hasil berupa perbaikan waktu lomba sebesar lima menit dibanding sebelumnya.
Cerita ini menunjukkan bahwa meskipun AI memiliki potensi untuk membantu dalam kebugaran, ia masih belum bisa menggantikan dorongan psikologis dan pemahaman personal yang diberikan oleh manusia. Keberhasilan dalam olahraga tidak hanya soal data dan rencana latihan, tapi juga soal mental dan hubungan sosial.
Referensi:
[1] https://theverge.com/column/843420/optimizer-fitness-ai-coaching-plans-quitting-runna-peloton-iq-fitbit-ai
[1] https://theverge.com/column/843420/optimizer-fitness-ai-coaching-plans-quitting-runna-peloton-iq-fitbit-ai
Analisis Ahli
Dr. Jane Smith (Psikolog Olahraga)
"Teknologi AI dapat membantu dengan data dan monitoring, tapi dukungan emosional dan pemahaman manusia masih sangat penting untuk mempertahankan konsistensi dan motivasi dalam olahraga."
David Johnson (Pelatih Kebugaran Profesional)
"AI harus dikembangkan untuk memahami bahasa dan perasaan pengguna lebih baik agar bukan hanya sekedar memberikan rekomendasi data berdasar angka, tetapi juga memberikan motivasi yang menstimulasi perubahan nyata."
Analisis Kami
"Pelatih kebugaran AI saat ini masih kurang mampu memahami kompleksitas psikologis dan kebutuhan motivasi yang sebenarnya pada individu. Tanpa kemampuan untuk menyesuaikan rekomendasi secara emosional dan mendalam, AI hanya bisa menjadi alat pelengkap, bukan pengganti sepenuhnya untuk pelatih manusia."
Prediksi Kami
Ke depannya, pengembangan pelatih kebugaran AI mungkin akan lebih fokus pada personalisasi psikologis dan interaksi yang lebih manusiawi agar dapat meningkatkan motivasi dan efektivitas latihan pengguna.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan pengujian tiga pelatih AI oleh penulis?A
Tujuan pengujian tiga pelatih AI adalah untuk melihat apakah mereka dapat membantu memperbaiki waktu lari penulis dalam persiapan untuk lomba 5K.Q
Mengapa penulis merasa pelatih AI tidak memberikan motivasi yang cukup?A
Penulis merasa pelatih AI tidak memberikan motivasi yang cukup karena mereka tidak bisa memberikan dorongan emosional yang dibutuhkan, dan sering kali memberi saran yang terlalu lembut.Q
Apa yang terjadi pada performa penulis saat mengikuti ajang lari 5K?A
Saat mengikuti ajang lari 5K, penulis mengalami perbaikan waktu dan berhasil menyelesaikannya dalam waktu yang lebih baik dibandingkan dengan percobaan sebelumnya meskipun merasa tidak nyaman saat berlari.Q
Bagaimana penulis menggambarkan pengalaman menggunakan aplikasi fitness AI?A
Penulis menggambarkan pengalaman menggunakan aplikasi fitness AI sebagai membingungkan dan terkadang menjengkelkan karena terlalu banyak data dan rekomendasi yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhannya.Q
Apa yang penulis pelajari tentang dirinya sendiri terkait dengan penggunaan pelatih AI?A
Penulis belajar bahwa terkadang dorongan dari manusia lebih berharga daripada saran dari AI, dan penting untuk mempercayai instingnya sendiri dalam perjalanan kebugaran.


