Courtesy of QuantaMagazine
Sekitar 2.500 tahun yang lalu, para pedagang Babilonia di Mesopotamia menciptakan simbol berbentuk wedge di tablet tanah liat untuk mewakili angka, termasuk konsep awal dari angka nol sebagai penanda. Namun, baru pada abad ke-7 di India, nol mulai dianggap sebagai angka dengan nilai yang nyata dan ditempatkan di garis angka, sebelum angka satu. Penemuan nol ini sangat penting dan memicu kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar umat manusia. Meskipun tampak sederhana, nol bisa sulit dipahami karena mewakili "ketidakadaan" dan memerlukan pemikiran yang lebih abstrak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak manusia memproses nol dengan cara yang mirip dengan angka lainnya, tetapi nol juga memiliki status khusus. Dua studi independen menemukan bahwa otak memperlakukan nol sebagai angka dalam garis angka, meskipun ada perbedaan dalam cara otak merepresentasikannya dibandingkan dengan angka lain. Peneliti berharap untuk memahami lebih jauh bagaimana otak menangani konsep "ketidakadaan" dan bagaimana nol bisa dianggap sebagai sesuatu yang unik dalam matematika, yang sangat penting untuk berbagai aplikasi di dunia modern.