
Belanja online saat ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga sebagai cara orang mengatasi stres dan perasaan negatif. Aktivitas ini dikenal dengan istilah retail therapy, yaitu membeli barang untuk merasa lebih baik secara emosional meski kelegaan yang diberikan hanya sementara.
Secara ilmiah, saat seseorang stres, otak mencari stimulus yang memberikan rasa nyaman dengan cepat. Proses belanja online yang mudah dan cepat dapat memicu pelepasan dopamin, yang membuat seseorang merasa senang dan puas untuk sementara waktu.
Pengambilan keputusan membeli barang juga memberi ilusi kontrol pada saat merasa kehilangan kendali atas hidup. Ditambah dengan teknologi e-commerce yang dirancang untuk memudahkan dan mendorong pembelian impulsif, kebiasaan belanja saat stres pun semakin meningkat.
Media sosial juga berperan besar memperkuat motivasi belanja impulsif dengan konten seperti review produk, unboxing, dan promosi yang masif. Hal ini dapat membuat seseorang merasa harus segera membeli agar tidak ketinggalan, terutama saat kondisi emosional sedang tidak stabil.
Namun, kebiasaan ini bisa berdampak negatif seperti penyesalan, masalah keuangan, dan kecanduan belanja. Untuk menjaga agar belanja tetap sehat, disarankan menunda pembelian, menghindari godaan promosi berlebihan, dan mencari cara lain seperti olahraga atau berbicara dengan teman untuk mengatasi stres.