Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Evolusi Perilaku Konsumen Digital di Era Perdagangan Online

Share

Cerita ini membahas bagaimana tren dan inovasi digital mengubah perilaku konsumen, dengan fokus pada adopsi fitur-fitur baru dalam belanja online dan mega tren yang membentuk pengalaman perdagangan di era digital.

12 Des 2025, 19.39 WIB

Tren Konsumen 2026: Bagaimana Teknologi dan Kesehatan Membentuk Masa Depan Belanja

Tren Konsumen 2026: Bagaimana Teknologi dan Kesehatan Membentuk Masa Depan Belanja
Pada tahun 2025, meskipun ekonomi AS menghadapi ketidakpastian, konsumen Amerika tetap aktif berbelanja terutama melalui e-commerce yang mencatat rekor penjualan seperti Cyber Monday mencapai 14,3 miliar dolar AS. Laporan 'The New Consumer' menyoroti bagaimana lima kekuatan utama mengubah pola konsumsi, termasuk dominasi ekonomi kreator dan pengaruh obat GLP-1 dalam pengeluaran kesehatan. Ekonomi kreator telah berkembang menjadi bagian besar dari perdagangan digital, dengan TikTok Shop sebagai contoh sukses yang menghasilkan lebih dari 15 miliar dolar AS dalam penjualan bruto pada 2025. Kreator konten tidak hanya menghibur tetapi juga mempengaruhi keputusan belanja jutaan pengguna melalui video dan platform affiliate marketing yang efektif. Obat GLP-1, yang digunakan untuk pengelolaan berat badan dan optimasi kesehatan, berdampak besar pada pola belanja konsumen dengan peningkatan pengeluaran untuk produk makanan dan minuman premium, serta kebutuhan terhadap produk dan layanan yang disesuaikan khusus. Popularitas obat ini terus tumbuh sehingga diperkirakan akan mendominasi penjualan makanan dan minuman hingga 2030. Generasi muda dan kelompok berpenghasilan lebih tinggi semakin fokus pada optimasi kesehatan dengan pendekatan yang menekankan kualitas hidup sehari-hari daripada sekedar memperpanjang usia. Penggunaan layanan kesehatan digital, termasuk tes darah mandiri dan analisis AI, menjadi lebih umum dan diminati seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi modern. Ketimpangan kekayaan yang meluas di Amerika menciptakan kondisi pasar yang terbelah, dengan kelompok kaya menguasai hampir setengah pengeluaran konsumen sementara kelas menengah dan bawah sering merasa produk yang tersedia tidak dirancang untuk mereka. Hal ini membuka peluang bagi merek yang bisa memberikan pengalaman premium dengan harga terjangkau dan mendekatkan kebutuhan konsumen yang beragam.
12 Des 2025, 07.20 WIB

WhatsApp Luncurkan Fitur Baru Permudah Pembayaran UMKM Jelang Harbolnas

WhatsApp Luncurkan Fitur Baru Permudah Pembayaran UMKM Jelang Harbolnas
WhatsApp telah menghadirkan fitur baru yang memudahkan pengguna untuk melakukan pembayaran kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui aplikasi chat mereka di Indonesia. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyalin nomor rekening yang dibagikan pedagang dan langsung melanjutkan pembayaran melalui aplikasi perbankan pilihan mereka. Fitur ini ditujukan khususnya untuk membantu UMKM dalam menghadapi momen besar penjualan seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang akan berlangsung pada Desember 2025. Dengan kemudahan ini, diharapkan transaksi jual beli menjadi lebih cepat dan praktis, tanpa harus keluar dari aplikasi WhatsApp. Meta, perusahaan induk WhatsApp, bersama dengan pihak WhatsApp menekankan bahwa mereka tidak ikut memproses pembayaran dalam fitur baru ini, melainkan hanya menyediakan sarana penyaluran informasi nomor rekening kepada pembeli agar transaksi berjalan lancar. Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian, menyatakan bahwa WhatsApp melihat peluang besar dalam memperkuat UMKM melalui dukungan teknologi ini dan berbagai pelatihan digital yang sudah dijalankan. Momentum Harbolnas menjadi kesempatan yang strategis agar UMKM bisa memperoleh hasil bisnis yang optimal. Fitur tersebut akan segera tersedia untuk seluruh pelaku usaha yang menggunakan WhatsApp Business di Indonesia dalam beberapa minggu ke depan. Harapannya, fitur ini dapat membantu pelaku UMKM menjual produk mereka dengan lebih efisien dan membantu pembeli melakukan transaksi dengan mudah.
05 Des 2025, 15.00 WIB

Mengapa Belanja Online Saat Stres Bisa Membuat Keuangan dan Mental Terganggu

Mengapa Belanja Online Saat Stres Bisa Membuat Keuangan dan Mental Terganggu
Belanja online saat ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga sebagai cara orang mengatasi stres dan perasaan negatif. Aktivitas ini dikenal dengan istilah retail therapy, yaitu membeli barang untuk merasa lebih baik secara emosional meski kelegaan yang diberikan hanya sementara. Secara ilmiah, saat seseorang stres, otak mencari stimulus yang memberikan rasa nyaman dengan cepat. Proses belanja online yang mudah dan cepat dapat memicu pelepasan dopamin, yang membuat seseorang merasa senang dan puas untuk sementara waktu. Pengambilan keputusan membeli barang juga memberi ilusi kontrol pada saat merasa kehilangan kendali atas hidup. Ditambah dengan teknologi e-commerce yang dirancang untuk memudahkan dan mendorong pembelian impulsif, kebiasaan belanja saat stres pun semakin meningkat. Media sosial juga berperan besar memperkuat motivasi belanja impulsif dengan konten seperti review produk, unboxing, dan promosi yang masif. Hal ini dapat membuat seseorang merasa harus segera membeli agar tidak ketinggalan, terutama saat kondisi emosional sedang tidak stabil. Namun, kebiasaan ini bisa berdampak negatif seperti penyesalan, masalah keuangan, dan kecanduan belanja. Untuk menjaga agar belanja tetap sehat, disarankan menunda pembelian, menghindari godaan promosi berlebihan, dan mencari cara lain seperti olahraga atau berbicara dengan teman untuk mengatasi stres.

Baca Juga

  • Tantangan Keandalan Semikonduktor Mengancam Industri AI

  • Evolusi Perilaku Konsumen Digital di Era Perdagangan Online

  • Mengubah Pembayaran Lintas Batas dengan Inovasi Blockchain

  • Tren Baru dan Tantangan dalam Peluncuran Dana Ventura Mandiri

  • Menghadapi Adopsi AI di Sektor Keuangan: Mengatasi Tantangan Operasional