Courtesy of NatureMagazine

Microplastik Tersekat di Otak Tikus, Berpotensi Ganggu Kesehatan Otak

23 Jan 2025, 07.00 WIB

102 dibaca

Para ilmuwan telah menemukan potongan kecil plastik, yang disebut mikroplastik, di dalam pembuluh darah otak tikus. Dalam penelitian ini, mikroplastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter dapat masuk ke dalam tubuh tikus melalui sel-sel kekebalan dan bergerak melalui aliran darah. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan gangguan pada pergerakan tikus, meskipun belum jelas apakah hal ini juga terjadi pada manusia. Mikroplastik dapat ditemukan di mana-mana, termasuk di udara, air, dan makanan yang kita konsumsi.

Penelitian terbaru menggunakan teknik pencitraan khusus untuk melihat bagaimana mikroplastik bergerak di dalam otak tikus. Para peneliti memberikan air yang mengandung bola polistiren berfluoresensi kepada tikus, dan setelah beberapa jam, mereka menemukan sel-sel yang mengandung mikroplastik di dalam otak. Beberapa sel ini terjebak di dalam pembuluh darah kecil, menyebabkan penyumbatan yang mirip dengan "kecelakaan mobil". Meskipun beberapa penyumbatan dapat teratasi, yang lainnya tetap ada selama periode pengamatan empat minggu. Penelitian ini membantu kita memahami lebih lanjut tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan.

Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-00178-0

Analisis Kami

"Penemuan bahwa microplastik dapat memicu penyumbatan di pembuluh darah otak merupakan perhatian besar, karena ini menandakan risiko yang belum teridentifikasi terhadap fungsi otak dan sistem saraf. Perlu ada peningkatan riset yang fokus pada dampak kronis dan potensi akumulasi plastik mikro dalam tubuh manusia agar langkah pencegahan dapat segera diimplementasikan."

Analisis Ahli

Eliane El Hayek

"Teknik pencitraan yang digunakan sangat inovatif dan memberikan wawasan penting tentang bagaimana partikel plastik berinteraksi dengan sistem imun dan sirkulasi darah secara real-time."

Prediksi Kami

Dalam jangka panjang, penelitian semacam ini kemungkinan akan memicu pengembangan kebijakan yang lebih ketat untuk mengurangi paparan plastik mikro serta penelusuran risiko kesehatan manusia yang lebih mendalam terkait microplastik di organ vital seperti otak.