Courtesy of YahooFinance

Ishiba Berjuang Amankan Anggaran dan Jalin Hubungan dengan AS di Tengah Tantangan

24 Jan 2025, 07.30 WIB

202 dibaca

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, akan membuka sidang parlemen pada hari Jumat untuk mendapatkan dukungan bagi pemerintahannya yang minoritas. Dia berencana untuk meloloskan anggaran tahunan sebesar ¥115,5 triliun (sekitar Rp 12.14 quadriliun ($738 miliar) ) dan menjalin hubungan dengan pemerintahan baru AS. Setelah pemilihan umum yang mengurangi kursi koalisinya, Ishiba harus bernegosiasi dengan partai oposisi kecil untuk mendapatkan dukungan yang cukup. Dia juga berencana untuk mengunjungi AS pada awal Februari untuk berbicara dengan Presiden Donald Trump, terutama terkait potensi perang dagang global.

Ishiba menghadapi tantangan besar dengan penurunan peringkat dukungan publik dan pemilihan majelis tinggi yang akan datang pada bulan Juli. Dia perlu mencapai kesepakatan dengan partai oposisi untuk meloloskan anggaran sebelum akhir Maret, di mana salah satu isu utama adalah batas penghasilan bebas pajak. Selain itu, Ishiba juga harus menunjukkan kemampuannya dalam melindungi kepentingan Jepang saat berurusan dengan Trump, sambil tetap memperhatikan kekhawatiran publik tentang harga dan upah yang terus meningkat.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/japan-ishiba-faces-crunch-over-003000129.html

Analisis Kami

"Ishiba sedang menghadapi tantangan ganda dari dalam dan luar negeri yang menguji kemampuannya sebagai pemimpin. Negosiasi anggaran yang sulit dan tekanan politik domestik memerlukan pendekatan kompromi strategis yang belum tentu mampu direalisasikan dengan mulus oleh pemerintah minoritas saat ini."

Analisis Ahli

Takeshi Nakao (Pakarnya Kebijakan Ekonomi Jepang)

"Keberhasilan Ishiba dalam melewati anggaran dan memperkuat hubungan dengan AS sangat penting untuk stabilitas ekonomi Jepang dalam jangka menengah, terutama menghadapi risiko dari ketegangan dagang global dan tekanan inflasi domestik."

Prediksi Kami

Jika Ishiba gagal mendapatkan dukungan oposisi dan menyelesaikan anggaran tepat waktu, pemerintahannya bisa semakin melemah dan menghadapi kesulitan besar dalam pemilu Dewan Tinggi Juli nanti.