Courtesy of TechCrunch
Banyak orang merasa skeptis terhadap chatbot layanan pelanggan, bahkan sebagian besar tidak menyukainya. Sebuah survei menunjukkan bahwa 64% konsumen lebih memilih perusahaan tidak menggunakan AI, termasuk chatbot, dalam layanan pelanggan. Banyak orang merasa frustrasi karena pengalaman buruk dengan chatbot yang sering kali tidak berkualitas. Alex Levin, mantan manajer produk, percaya bahwa chatbot bisa memberikan pengalaman yang lebih baik jika didukung oleh teknologi yang tepat. Bersama Rebecca Greene, Levin mendirikan Regal, yang menciptakan solusi pusat kontak berbasis AI.
Regal menawarkan chatbot yang dapat menangani permintaan layanan pelanggan melalui telepon dan pesan teks. Chatbot ini dapat beradaptasi dengan emosi pelanggan dan melakukan tindakan seperti mengirimkan follow-up atau menjadwalkan panggilan. Dengan pasar chatbot layanan pelanggan yang diperkirakan bernilai lebih dari Rp 164.45 triliun ($10 miliar) pada tahun 2032, Regal terus berkembang dan telah mendapatkan banyak pelanggan. Mereka baru saja mengumpulkan investasi sebesar Rp 657.80 miliar ($40 juta) untuk pengembangan produk dan memperluas tim mereka.