Courtesy of YahooFinance

Levi Strauss Prediksi Penurunan Pendapatan 2025 Meski Penjualan Kuartal Terakhir Tumbuh

30 Jan 2025, 04.23 WIB

223 dibaca

Levi Strauss & Co. mengumumkan bahwa mereka memperkirakan penurunan pendapatan sebesar 1% hingga 2% untuk tahun fiskal 2025, yang lebih rendah dari harapan analis yang menginginkan pertumbuhan. Meskipun demikian, pada kuartal keempat, perusahaan ini melaporkan pendapatan sebesar Rp 29.60 triliun ($1,8 miliar) , yang lebih baik dari perkiraan analis, dengan pertumbuhan di sektor grosir dan penjualan langsung kepada konsumen. CEO Levi, Michelle Gaas, menyatakan bahwa perusahaan sedang beralih dari fokus pada celana menjadi bisnis denim yang lebih luas, termasuk produk lain.

Perusahaan-perusahaan ritel saat ini menghadapi tantangan karena konsumen lebih memilih untuk membeli barang-barang penting akibat inflasi yang tinggi selama beberapa tahun terakhir. Levi juga memperkenalkan metrik baru yang disebut pertumbuhan pendapatan bersih organik, yang diharapkan meningkat antara 3,5% hingga 4,5%. Metrik ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pertumbuhan perusahaan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor seperti perubahan nilai tukar dan akuisisi.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/levi-shares-tumble-full-guidance-212338043.html

Analisis Kami

"Levi Strauss menunjukkan adaptasi yang baik dengan memperluas fokus produknya namun tantangan makroekonomi tetap menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan pendapatan yang konsisten. Perusahaan harus sangat memperhatikan perubahan perilaku konsumen dan memastikan metrik baru mereka mencerminkan kondisi pasar nyata agar strategi bisnis lebih tepat sasaran."

Analisis Ahli

Michelle Gaas

"Strategi diversifikasi portofolio produk adalah langkah penting untuk mengatasi dinamika pasar yang berubah dan meningkatkan posisi kompetitif Levi Strauss di sektor ritel pakaian."

Prediksi Kami

Levi Strauss kemungkinan akan terus menghadapi tekanan dalam meningkatkan pendapatan secara stabil akibat kondisi ekonomi yang sulit dan persaingan pasar yang ketat, namun upaya diversifikasi produk dapat membantu pemulihan pertumbuhan di masa depan.