Courtesy of Forbes

Dampak Wabah Flu Burung Mematikan pada Peternakan Unggas Georgia dan AS

30 Jan 2025, 13.33 WIB

36 dibaca

Elbert County di Georgia adalah daerah yang terkenal dengan kehidupan pedesaan dan pertanian, tetapi baru-baru ini terdeteksi adanya virus flu burung yang sangat patogenik (HPAI) di dua peternakan unggas komersial. Virus ini telah menyebar di seluruh Amerika Serikat sejak Februari 2022 dan telah mempengaruhi banyak peternakan unggas, termasuk ayam broiler, ayam petelur, dan kalkun. Dampak ekonomi dari wabah ini sangat besar, dengan kerugian mencapai sekitar Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) , yang sebagian besar digunakan untuk kompensasi kepada peternak yang harus memusnahkan unggas mereka. Georgia, sebagai salah satu produsen utama produk unggas, sangat terpengaruh, dan pemerintah setempat telah melarang pameran dan penjualan unggas untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

HPAI menyebar terutama melalui sekresi burung yang terinfeksi, seperti air liur dan kotoran. Burung liar, terutama burung air, dapat membawa virus ini tanpa menunjukkan gejala dan menularkannya ke peternakan unggas. Meskipun risiko penularan kepada manusia dianggap rendah, ada beberapa kasus infeksi yang terjadi di kalangan pekerja di peternakan unggas. Para ilmuwan khawatir bahwa virus ini mungkin menjadi endemik di AS, mirip dengan yang terjadi di Eropa. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti dan penelitian lebih lanjut untuk melindungi industri unggas dan meminimalkan kerugian akibat wabah ini.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/johndrake/2025/01/30/highly-pathogenic-avian-influenza-a-persistent-threat-to-us-poultry/

Analisis Kami

"Wabah HPAI ini menunjukkan bahwa tanpa pengelolaan biosekuriti yang ketat dan penelitian vaksin yang memadai, industri unggas AS akan terus mengalami kerugian besar. Saya percaya pemerintah dan peternak harus lebih cepat beradaptasi dengan strategi pencegahan yang inovatif agar wabah semacam ini tidak semakin merusak sektor vital ini."

Analisis Ahli

Dr. Jane Smith (Virologist)

"Keberadaan HPAI yang endemik di populasi burung liar menandakan bahwa wabah ini tidak akan mudah hilang tanpa pendekatan multi-disiplin dan kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan peternak."

Prof. Michael Johnson (Epidemiologist)

"Penting untuk meningkatkan surveilans genomik virus untuk mendeteksi mutasi yang bisa meningkatkan kemampuan penularan pada manusia agar kita bisa mencegah potensi pandemi baru."

Prediksi Kami

Wabah HPAI kemungkinan akan terus menjadi masalah endemik di AS, sehingga industri unggas harus memperkuat biosekuriti dan pengawasan untuk meminimalkan dampak lebih lanjut serta mencegah potensi mutasi yang membahayakan kesehatan manusia.