Courtesy of YahooFinance

Sherwin-Williams Perkirakan Laba Tahun Ini Turun Akibat Permintaan Lemah

30 Jan 2025, 20.05 WIB

37 dibaca

Perusahaan pembuat cat, Sherwin-Williams, mengumumkan bahwa mereka memperkirakan keuntungan tahun ini akan lebih rendah dari yang diharapkan oleh para analis. CEO mereka, Heidi Petz, menyatakan bahwa permintaan untuk produk mereka diperkirakan akan tetap lemah hingga tahun 2026. Meskipun begitu, pada kuartal keempat tahun lalu, perusahaan ini berhasil mencatatkan keuntungan yang lebih baik dari perkiraan, yaitu Rp 34.37 ribu ($2.09) per saham, berkat peningkatan penjualan di toko cat mereka.

Namun, perusahaan ini memperkirakan keuntungan tahunan mereka hanya akan berada di kisaran Rp 191.58 ribu ($11.65) hingga Rp 198.16 ribu ($12.05) per saham, yang jauh di bawah ekspektasi pasar yang mencapai Rp 207.21 ribu ($12.60) per saham. Selain itu, industri kimia di AS juga mengalami kesulitan dengan pemulihan permintaan yang lambat, terutama di Eropa, yang berdampak pada harga yang lebih rendah.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/sherwin-williams-forecasts-annual-profit-130522762.html

Analisis Kami

"Ketidakpastian permintaan selama periode yang cukup panjang menunjukkan bahwa pasar sedang memasuki fase koreksi yang memaksa perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam ekspansi dan investasi. Sherwin-Williams harus fokus pada efisiensi operasional dan inovasi produk agar dapat tetap kompetitif ketika kondisi pasar membaik nanti."

Analisis Ahli

Analis Industri Kimia

"Situasi ini mencerminkan tantangan struktural di pasar global akibat regulasi ketat dan tekanan geopolitik, yang menuntut adaptasi strategis dari perusahaan-perusahaan kimia besar."

Ekonom Pasar Global

"Faktor eksternal seperti ketidakpastian perdagangan akibat politik AS dan kinerja ekonomi China akan terus menjadi variabel utama yang menentukan arah pertumbuhan industri kimia dan manufaktur."

Prediksi Kami

Permintaan yang terus melemah dan risiko geopolitik kemungkinan akan menekan kinerja industri cat dan kimia, sehingga Sherwin-Williams perlu menyesuaikan strategi bisnis untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global dalam jangka menengah.