Courtesy of YahooFinance

Harga Minyak Dunia Turun karena Persediaan AS Naik dan Ketegangan Timur Tengah

12 Feb 2025, 09.18 WIB

295 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Harga minyak dipengaruhi oleh stok minyak dan kekhawatiran tarif.
Ketegangan di Timur Tengah dapat mempengaruhi pasar energi global.
Data dari EIA penting untuk memahami tren produksi dan permintaan minyak.

Harga minyak turun pada hari Rabu setelah laporan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah di AS dan kekhawatiran tentang tarif yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Harga minyak Brent turun 36 sen menjadi Rp 126.03 juta ($76,64) per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 37 sen menjadi Rp 119.97 juta ($72,95) per barel. Penurunan ini menghentikan kenaikan harga selama tiga hari berturut-turut, di mana Brent naik 3,6% dan WTI naik 3,7%.

Stok minyak mentah di AS meningkat sebesar 9,4 juta barel, meskipun stok bensin dan distilat mengalami penurunan. Meskipun ada kekhawatiran tentang tarif yang dapat membatasi permintaan energi, ketegangan di Timur Tengah, termasuk ancaman dari pemimpin Israel dan Presiden AS, meningkatkan kekhawatiran akan kekerasan baru yang dapat mempengaruhi pasokan minyak. Hal ini menyebabkan lonjakan harga minyak lebih dari 1% pada hari Selasa sebelumnya.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-prices-retreat-report-u-021805116.html

Analisis Kami

"Penurunan harga minyak yang tiba-tiba menandakan pasar sangat sensitif terhadap pergerakan stok dan isu geopolitik. Namun, kekhawatiran tentang tarif dan konflik yang belum terselesaikan menunjukkan bahwa harga minyak mungkin sulit untuk stabil dalam waktu dekat."

Analisis Ahli

Daniel Yergin

"Ketidakpastian geopolitik dan perubahan dalam kebijakan tarif global telah menimbulkan tekanan besar pada pasar minyak, sehingga volatilitas akan terus terjadi."

Fatih Birol

"Peningkatan produksi AS dan inventaris minyak mentah bisa menahan kenaikan harga, tetapi masalah keamanan di Timur Tengah tetap menjadi faktor risiko signifikan."

Prediksi Kami

Ketegangan politik di Timur Tengah dan penerapan tarif AS yang lebih ketat kemungkinan akan terus menciptakan fluktuasi harga minyak, sehingga pasar minyak kemungkinan akan tetap volatil dalam jangka pendek hingga menengah.