Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Drone bio-hibrida mengintegrasikan antena serangga untuk meningkatkan deteksi bau.
- Teknologi ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk respon bencana dan deteksi gas.
- Inovasi ini menawarkan solusi untuk keterbatasan drone konvensional dalam kondisi lingkungan yang sulit.
Peneliti dari Jepang telah mengembangkan drone bio-hibrida yang menggabungkan antena ulat sutra dengan teknologi robotik untuk meningkatkan kemampuan pelacakan bau dan navigasi. Drone ini dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi drone tradisional yang bergantung pada sensor visual, terutama di lingkungan dengan pencahayaan rendah atau saat terjadi bencana. Dengan menggunakan kemampuan alami serangga dalam mendeteksi bau, drone ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti mendeteksi gas, merespons bencana, dan memantau lingkungan.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Associate Professor Daigo Terutsuki, telah meningkatkan desain drone agar lebih mirip dengan perilaku serangga. Mereka memperkenalkan algoritma rotasi bertahap yang meniru cara serangga berhenti sejenak saat melacak bau, sehingga meningkatkan akurasi pelacakan. Dengan berbagai perbaikan, drone ini kini dapat mendeteksi bau hingga jarak sekitar 16 kaki (5 meter), yang sangat berguna dalam misi pencarian dan penyelamatan di daerah bencana.
--------------------
Analisis Kami: Menggabungkan sensor biologis dari ngengat ke dalam drone merupakan langkah maju yang sangat inovatif dan berhasil mengadopsi kepekaan alami yang sulit ditiru oleh teknologi murni. Namun, tantangan utama berikutnya adalah meningkatkan ketahanan dan keandalan sensor biologis dalam jangka panjang serta integrasi mulus dalam operasi drone nyata di lapangan.
--------------------
Analisis Ahli:
Daigo Terutsuki: Dengan memanfaatkan mekanisme alami dari serangga, kami mampu menciptakan sistem drone yang jauh lebih sensitif terhadap bau dibandingkan teknologi konvensional, membuka peluang baru dalam aplikasi praktis.
Toshiyuki Nakata: Penerapan algoritma berbasis perilaku alami serangga memperbaiki akurasi pelacakan bau di drone, yang sebelumnya menjadi keterbatasan utama dalam teknologi drone bio-hibrida.
Chihiro Fukui: Rekayasa ulang sensor dan desain elektroda sesuai struktur antena ngengat menjadi kunci penting dalam memperluas jangkauan deteksi dan mengurangi gangguan sinyal.
--------------------
What's Next: Teknologi drone bio-hibrida ini akan berkembang menjadi alat standar dalam operasi pencarian dan penyelamatan serta deteksi bahan berbahaya, menggantikan peran sensor visual dalam kondisi lingkungan yang sulit.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/drone-with-silkworm-moth-tech
[1] https://interestingengineering.com/innovation/drone-with-silkworm-moth-tech
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi fokus penelitian drone bio-hibrida yang dikembangkan oleh peneliti Jepang?A
Fokus penelitian adalah mengintegrasikan antena ngengat sutra dengan teknologi robotik untuk meningkatkan kemampuan pelacakan bau dan navigasi.Q
Bagaimana cara kerja antena ngengat sutra dalam meningkatkan kemampuan deteksi bau pada drone?A
Antena ngengat sutra memiliki kemampuan alami untuk mendeteksi bau, yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas drone dalam pelacakan.Q
Apa yang dimaksud dengan algoritma rotasi bertahap yang diterapkan dalam drone ini?A
Algoritma rotasi bertahap meniru perilaku serangga yang berhenti sejenak saat melacak bau, meningkatkan akurasi deteksi.Q
Apa saja aplikasi potensial dari teknologi drone bio-hibrida ini?A
Aplikasi potensial termasuk deteksi kebocoran gas, identifikasi zat berbahaya, dan misi pencarian dan penyelamatan di daerah bencana.Q
Mengapa drone bio-hibrida ini penting dalam situasi bencana?A
Drone bio-hibrida ini penting karena dapat membantu menemukan korban dengan lebih cepat di area yang visibilitasnya rendah.