Courtesy of YahooFinance
Harga Minyak Turun Akibat Kekhawatiran Ekonomi dan Kebijakan Tarif AS
26 Feb 2025, 06.33 WIB
88 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak mengalami penurunan akibat kekhawatiran terhadap permintaan energi.
- Kebijakan perdagangan Trump berdampak negatif pada pasar energi.
- Kondisi ekonomi global, terutama di China, sangat mempengaruhi harga minyak.
Minyak di New York stabil setelah harganya turun ke kisaran Rp 986.70 ribu ($60) per barel. Penurunan ini disebabkan oleh pandangan ekonomi yang memburuk, yang membuat investor ragu untuk berinvestasi di aset berisiko seperti minyak. Harga minyak West Texas Intermediate tetap di atas Rp 1.13 juta ($69) per barel setelah turun lebih dari 2% pada hari Selasa, sementara Brent mendekati Rp 1.20 juta ($73) . Penurunan ini dipicu oleh laporan buruk tentang kepercayaan konsumen di AS, yang jatuh paling tajam sejak 2021, serta kekhawatiran tentang konsumsi yang lemah di China.
Baca juga: Harga Minyak Naik Karena Prediksi Surplus Global Dipangkas dan Risiko Geopolitik Meningkat
Minyak telah turun hampir 5% bulan ini karena tindakan perdagangan yang diambil oleh Presiden AS, Donald Trump, yang membuat investor semakin cemas. Selain itu, ada juga masalah pasokan, termasuk kemungkinan pemulihan aliran pipa besar dari wilayah Kurdistan di Irak.
--------------------
Analisis Kami: Penurunan harga minyak ini menunjukkan bahwa pasar energi sangat sensitif terhadap sentimen ekonomi dan kebijakan proteksionis. Jika ketegangan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi negatif berlanjut, maka pengusaha dan investor harus bersiap menghadapi penurunan pendapatan dalam sektor energi.
--------------------
Analisis Ahli:
Fatih Birol: Ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan perdagangan adalah faktor utama yang menyebabkan volatilitas harga minyak saat ini.
Daniel Yergin: Pasokan dari wilayah-wilayah seperti Irak Kurdistan dapat menambah tekanan pada harga minyak yang sudah mengalami penurunan karena perlambatan permintaan.
--------------------
What's Next: Harga minyak kemungkinan akan tetap volatil dan cenderung menurun jika ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan tarif AS terus berlanjut serta permintaan dari Tiongkok tetap lemah.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/us-oil-steadies-60s-dour-233311987.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/us-oil-steadies-60s-dour-233311987.html