Courtesy of YahooFinance

Sentimen Risiko Global Lemahkan Mata Uang Asia Terkait Inflasi China dan Ketidakpastian AS

10 Mar 2025, 13.18 WIB

123 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Baht Thailand mengalami pelemahan seiring dengan penurunan saham di Asia.
Data inflasi negatif di Cina berdampak pada pasar global.
Larangan terhadap Calin Georgescu di Romania menunjukkan ketegangan politik yang dapat mempengaruhi hubungan internasional.

Baht Thailand menjadi mata uang Asia yang paling melemah, seiring dengan penurunan saham dan sentimen risiko yang lebih luas. Indeks mata uang Asia mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari seminggu, sementara saham di pasar negara berkembang juga turun. Penurunan ini dipicu oleh data yang menunjukkan inflasi konsumen di China, ekonomi terbesar kedua di dunia, turun di bawah nol untuk pertama kalinya dalam 13 bulan. Hal ini membuat pasar saham di China dan Hong Kong juga mengalami penurunan.

Di sisi lain, mata uang Eropa Timur seperti koruna Ceko tetap stabil setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Di Romania, calon presiden dari sayap kanan, Calin Georgescu, dilarang ikut pemilihan, yang memicu protes di jalanan. Keputusan ini diambil setelah banyak keluhan tentang sikapnya yang dianggap anti-demokrasi dan ekstremis, termasuk pujian terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

--------------------

Analisis Kami: Situasi ini mencerminkan bagaimana sentimen global yang negatif dapat dengan cepat mempengaruhi mata uang dan pasar regional. Baht dan mata uang Asia lainnya sangat rentan terhadap perubahan suasana risiko global, sementara dinamika politik lokal seperti di Rumania juga dapat menambah ketidakstabilan ekonomi secara keseluruhan.

--------------------

Analisis Ahli:

Lemon Zhang: Penurunan inflasi konsumen di China memicu tekanan pada pasar saham, yang kemudian menurunkan nilai mata uang Asia terhadap dolar AS.

--------------------

What's Next: Pelemahan mata uang Asia dan penurunan pasar saham kemungkinan berlanjut seiring kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS dan ketidakpastian politik di beberapa negara terus meningkat.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/emerging-currencies-dip-stocks-investors-061802579.html