Courtesy of YahooFinance

Ancaman Tarif Trump Picu Penurunan Saham dan Ketakutan Resesi 2025

14 Mar 2025, 05.57 WIB

116 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Kekhawatiran tentang tarif baru menyebabkan S&P 500 dan indeks lainnya jatuh ke dalam koreksi.
Data inflasi menunjukkan penurunan, tetapi kekhawatiran tarif tetap membebani pasar.
Ketidakpastian politik terkait shutdown pemerintah menambah ketidakstabilan di pasar.

Indeks S&P 500 mengalami penurunan signifikan setelah mencapai rekor tertinggi hanya tiga minggu sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap ancaman tarif 200% yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump terhadap anggur dan sampanye Eropa, serta ketidakpastian mengenai inflasi dan kemungkinan penutupan pemerintah. Pada hari Kamis, S&P 500 turun 1,4%, lebih dari 10% di bawah puncak tertingginya, yang menandakan bahwa pasar sedang dalam kondisi koreksi.

Selain S&P 500, indeks Nasdaq juga mengalami penurunan hampir 2% dan sudah berada dalam kondisi koreksi. Para analis mengkhawatirkan potensi resesi dan dampak dari tarif yang dapat meningkatkan inflasi. Selain itu, ketegangan politik di Washington terkait anggaran pemerintah juga menambah kekhawatiran investor. Meskipun ada berita bahwa inflasi mulai mereda, ancaman tarif tetap menjadi perhatian utama di pasar.

--------------------

Analisis Kami: Tarif baru yang dikeluarkan Trump memperburuk ketidakpastian ekonomi yang sudah ada dan membuat investor semakin cemas terhadap masa depan pertumbuhan ekonomi AS. Jika kebuntuan politik dan perang dagang terus berlanjut, kemungkinan besar pasar saham akan menghadapi tekanan lebih dalam dan perlambatan ekonomi bisa menjadi nyata.

--------------------

Analisis Ahli:

Kristina Hooper: Pasar menunjukkan kekhawatiran yang cukup serius tentang potensi resesi yang tidak diharapkan pada awal tahun 2025.

Adam Turnquist: Ketidakpastian terkait tarif adalah penyebab utama tekanan jual dan memperburuk kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi.

--------------------

What's Next: Pasar saham kemungkinan akan tetap volatil dengan risiko penurunan lebih lanjut jika ancaman tarif dan ketegangan politik tidak mereda, serta jika risiko resesi mulai terwujud.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/amid-trump-latest-tariff-threats-225742616.html