Courtesy of YahooFinance
Kenapa Harga Emas Naik dan Risiko Bagi Investor Kecil di Tengah Ketegangan Perdagangan
15 Mar 2025, 12.31 WIB
168 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Emas dianggap sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
- Investor kecil harus mempertimbangkan likuiditas dan akses pasar sebelum berinvestasi di emas.
- Kebijakan perdagangan dan tindakan bank sentral dapat mempengaruhi harga emas secara signifikan.
Emas telah lama dianggap sebagai pelindung terhadap inflasi dan ketidakstabilan pasar. Baru-baru ini, harga emas sempat melampaui Rp 49.34 juta ($3,000 k) arena ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kekhawatiran resesi. Meskipun banyak orang, termasuk bank sentral, membeli emas, para investor kecil harus berhati-hati. Emas tidak selalu mudah dijual atau dibeli dengan harga yang baik, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke pasar emas yang lebih besar.
Meskipun harga emas saat ini tinggi, ada kekhawatiran bahwa jika ekonomi mengalami kontraksi, orang-orang mungkin lebih memilih untuk memiliki uang tunai daripada emas. Selain itu, beberapa negara sedang berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS, yang dapat mempengaruhi permintaan emas. Meskipun emas bisa menjadi tempat yang aman untuk menyimpan nilai, penting bagi investor untuk mempertimbangkan risiko dan likuiditas sebelum membeli emas.
--------------------
Analisis Kami: Meskipun emas sering dipuji sebagai aset aman, likuiditasnya yang rendah membuatnya kurang ideal untuk investor kecil yang butuh fleksibilitas tinggi. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas memang menarik, namun investor harus hati-hati mempertimbangkan kapan dan bagaimana memasukkannya ke dalam portofolio.
--------------------
Analisis Ahli:
Rob Haworth: Emas sulit dikonversi ke dalam bentuk likuid yang praktis sehingga tidak sepenuhnya ideal sebagai investasi jangka panjang bagi investor kecil.
Thomas Kertsos: Emas mampu mempertahankan daya beli dan memberikan likuiditas signifikan meskipun bergejolak, sehingga layak sebagai lindung nilai dalam jangka panjang.
--------------------
Baca juga: Harga Emas Melonjak Lewati Rp 49.34 ribu ($3.000) , Saatnya Investasi Emas untuk Lindungi Aset
What's Next: Kenaikan permintaan emas sebagai aset safe-haven kemungkinan akan berlanjut seiring ketegangan perdagangan dan pelemahan dolar, namun fluktuasi ekonomi dan kebutuhan likuiditas dapat menyebabkan volatilitas harga emas di masa depan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-prices-smashing-record-highs-053124405.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-prices-smashing-record-highs-053124405.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan harga emas meningkat baru-baru ini?A
Harga emas meningkat karena ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kekhawatiran resesi.Q
Mengapa investor kecil harus berhati-hati saat berinvestasi di emas?A
Investor kecil mungkin kesulitan membeli dan menjual emas dengan harga kompetitif dibandingkan institusi besar.Q
Apa dampak kebijakan tarif Donald Trump terhadap pasar emas?A
Kebijakan tarif Donald Trump menciptakan ketidakpastian yang mendorong permintaan untuk aset aman seperti emas.Q
Bagaimana bank sentral berkontribusi pada kenaikan harga emas?A
Bank sentral membeli emas dalam jumlah besar, yang membantu mendorong harga naik.Q
Apa yang dimaksud dengan de-dollarization dan bagaimana pengaruhnya terhadap emas?A
De-dollarization adalah upaya negara-negara untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, yang dapat meningkatkan permintaan emas.Artikel Serupa
Finansial
5 bulan lalu
204 dibaca
Investor Beralih ke Emas Karena Kebijakan Baru AS Picu Ketidakpastian Pasar
Finansial
5 bulan lalu
230 dibaca
Harga Emas Melonjak Rekor di Tengah Perang Dagang dan Ketidakpastian Ekonomi
Finansial
5 bulan lalu
168 dibaca
Harga Emas Tembus Rp 49.34 juta ($3.000 K) arena Ketidakpastian Ekonomi dan Politik Global
Finansial
5 bulan lalu
141 dibaca
Harga Emas Melonjak Rekor Baru Akibat Ketegangan Perang Dagang dan Dolar Melemah
Finansial
5 bulan lalu
88 dibaca
Emas Pecahkan Rekor Karena Ketegangan Tarif dan Data Inflasi Lemah di AS
Bisnis
5 bulan lalu
179 dibaca