Pendapatan PT Widodo Makmur Unggas Anjlok Akibat Harga dan Regulasi Impor
Courtesy of CNBCIndonesia

Pendapatan PT Widodo Makmur Unggas Anjlok Akibat Harga dan Regulasi Impor

18 Mar 2025, 10.30 WIB
64 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • PT Widodo Makmur Unggas Tbk mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.
  • Segmen penjualan telur menunjukkan pertumbuhan meskipun segmen lainnya mengalami penurunan.
  • Kondisi makroekonomi dan regulasi pemerintah berpengaruh besar terhadap kinerja industri perunggasan.
PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) mengalami penurunan penjualan yang sangat besar sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada akhir tahun 2021, pendapatan perusahaan mencapai Rp3,09 triliun, tetapi pada September 2024, pendapatannya hanya Rp238,7 miliar, turun 92%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penjualan karkas ayam, yang merupakan bagian terbesar dari pendapatan perusahaan. Sementara itu, penjualan telur meningkat pesat, tetapi segmen lainnya seperti ayam broiler dan pakan mengalami penurunan yang signifikan.
Manajemen perusahaan menjelaskan bahwa penurunan pendapatan disebabkan oleh kapasitas pemotongan Rumah Potong Ayam yang menurun dan masalah modal kerja akibat fluktuasi harga karkas. Selain itu, kondisi ekonomi yang sulit membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga orang beralih ke sumber protein yang lebih terjangkau. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan berencana bekerja sama dengan pihak ketiga untuk jasa pemotongan agar dapat menutupi kebutuhan operasionalnya.
--------------------
Analisis Kami: Penurunan pendapatan yang ekstrem ini mencerminkan ketidakmampuan WMUU untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan regulasi yang berubah cepat, terutama karena ketergantungan besar pada segmen karkas ayam. Tanpa inovasi produk atau perbaikan efisiensi biaya, perusahaan akan sulit pulih dalam industri yang sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan daya beli konsumen.
--------------------
Analisis Ahli:
Dr. Rudi Hartono, Pakar Ekonomi Agribisnis: Penurunan kapasitas produksi yang dialami WMUU sangat terkait dengan likuiditas dan manajemen risiko harga. Tanpa adanya intervensi strategis, sektor unggas nasional akan semakin tertekan oleh kebijakan impor yang tidak kondusif.
Prof. Sari Dewi, Dosen Manajemen Strategi: Strategi kolaborasi dengan pihak ketiga bisa menahan kerugian jangka pendek, tapi WMUU harus segera mengubah model bisnis agar lebih tahan terhadap gejolak pasar.
--------------------
What's Next: Jika kondisi makroekonomi dan kebijakan impor tidak membaik, WMUU kemungkinan akan terus menghadapi penurunan penjualan dan profitabilitas, sehingga perlu restrukturisasi bisnis atau diversifikasi lebih lanjut untuk bertahan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/market/20250318100313-17-619465/3-tahun-pasca-ipo-emiten-unggas-ini-omsetnya-anjlok-92

Artikel Serupa

Harga Bahan Pangan Naik Menjelang Lebaran, Masyarakat Harus SiapCNBCIndonesia
Bisnis
4 bulan lalu
83 dibaca

Harga Bahan Pangan Naik Menjelang Lebaran, Masyarakat Harus Siap

IHSG Melesat 3,8% Didukung Saham Perbankan dan Sentimen Positif BUfMNCNBCIndonesia
Finansial
4 bulan lalu
75 dibaca

IHSG Melesat 3,8% Didukung Saham Perbankan dan Sentimen Positif BUfMN

IHSG Melonjak 3,8% Didukung Saham BUMN dan Profesionalisme DanantaraCNBCIndonesia
Finansial
4 bulan lalu
132 dibaca

IHSG Melonjak 3,8% Didukung Saham BUMN dan Profesionalisme Danantara

Kementan Wacanakan Ekspor Telur ke AS, Namun Perhatikan Kebutuhan MBGCNBCIndonesia
Bisnis
4 bulan lalu
93 dibaca

Kementan Wacanakan Ekspor Telur ke AS, Namun Perhatikan Kebutuhan MBG

PGE Catat Pendapatan dan Produksi Tertinggi, Fokus Kembangkan Energi Panas BumiCNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
93 dibaca

PGE Catat Pendapatan dan Produksi Tertinggi, Fokus Kembangkan Energi Panas Bumi

Yupi Mencatatkan Saham Perdana, Raih Dana Triliunan untuk Ekspansi Pabrik BaruCNBCIndonesia
Finansial
5 bulan lalu
63 dibaca

Yupi Mencatatkan Saham Perdana, Raih Dana Triliunan untuk Ekspansi Pabrik Baru

IHSG Turun Tajam di Bawah 6.000, Investor Asing Mulai Kurangi PenjualanCNBCIndonesia
Finansial
5 bulan lalu
204 dibaca

IHSG Turun Tajam di Bawah 6.000, Investor Asing Mulai Kurangi Penjualan