Courtesy of CNBCIndonesia
Penurunan Impor Saat Ramadan Wajah Baru Daya Beli di Indonesia 2024
18 Mar 2025, 11.11 WIB
86 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Impor barang konsumsi mengalami penurunan signifikan menjelang Ramadan dan Lebaran.
- Melemahnya daya beli masyarakat berpotensi menyebabkan surplus perdagangan yang lebih tinggi.
- Kebijakan moneter BI mungkin akan lebih longgar untuk merespons perlambatan ekonomi.
Impor barang konsumsi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada Februari 2025, impor barang konsumsi hanya mencapai US$ 1,47 miliar, turun 10,61% dibanding Januari dan 21,05% dibanding Februari tahun lalu. Hal ini mengejutkan karena biasanya, saat Ramadan dan Lebaran, masyarakat cenderung berbelanja lebih banyak, sehingga permintaan barang konsumsi meningkat.
Ekonom dari Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri mengaitkan penurunan ini dengan melemahnya daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah. Mereka memperkirakan bahwa jika kondisi ini berlanjut, Bank Indonesia mungkin akan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, mereka juga menyebutkan bahwa ketidakpastian global dan faktor lainnya bisa membuat Bank Indonesia berhati-hati dalam mengambil keputusan.
--------------------
Analisis Kami: Penurunan impor barang konsumsi ini jelas menggambarkan adanya masalah struktural di sisi permintaan domestik yang perlu segera diatasi agar ekonomi tidak mengalami perlambatan signifikan. Kebijakan moneter longgar memang diperlukan, tapi juga harus diikuti dengan langkah konkret untuk memperbaiki daya beli masyarakat agar penurunan impor tidak menjadi sinyal menurunnya kesejahteraan rakyat.
--------------------
Analisis Ahli:
Barra Kukuh Mamia: Melambatnya impor sejalan dengan perlambatan aktivitas bisnis yang diukur Intrabiz BCA menandakan kehati-hatian pelaku usaha dan konsumsi masyarakat yang menurun.
Andry Asmoro: Turunnya impor barang konsumsi 21,05% (yoy) menunjukkan daya beli domestik melemah terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, yang sangat berpengaruh pada konsumsi dan perdagangan.
--------------------
What's Next: Di masa mendatang, daya beli domestik terutama kelas menengah ke bawah mungkin akan tetap lemah sehingga impor barang konsumsi tetap rendah, berpotensi meningkatkan surplus perdagangan dan mendorong Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250318095745-4-619466/momentum-lebaran-ri-terancam-impor-konsumsi-suram
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250318095745-4-619466/momentum-lebaran-ri-terancam-impor-konsumsi-suram
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran?A
Penurunan impor barang konsumsi disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah.Q
Bagaimana dampak penurunan impor barang konsumsi terhadap perekonomian Indonesia?A
Dampak penurunan impor barang konsumsi dapat menyebabkan surplus perdagangan yang lebih tinggi dari yang diharapkan dan menunjukkan perlambatan dalam perekonomian.Q
Apa yang dikatakan tim ekonom BCA tentang kebijakan moneter BI?A
Tim ekonom BCA menyatakan bahwa BI mungkin akan menerapkan kebijakan moneter longgar dan melakukan pemangkasan suku bunga, tetapi tidak terburu-buru untuk melakukannya.Q
Mengapa daya beli domestik dianggap melemah?A
Daya beli domestik dianggap melemah karena penurunan permintaan barang konsumsi, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah.Q
Apa yang diharapkan terkait surplus perdagangan di masa mendatang?A
Diharapkan surplus perdagangan akan lebih tinggi di masa mendatang akibat penurunan impor barang konsumsi.