Courtesy of InterestingEngineering
E-Skin Tipis dan Fleksibel Deteksi Medan Magnet dengan Sensor Tunggal
30 Mar 2025, 16.34 WIB
51 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kulit elektronik baru ini dapat mendeteksi medan magnet dengan efisiensi tinggi.
- Teknologi ini memungkinkan interaksi tanpa sentuhan di berbagai lingkungan ekstrem.
- Inovasi ini memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan robot dan membantu individu dengan gangguan sensorik.
Para ilmuwan di sebuah laboratorium penelitian di Jerman telah menciptakan kulit elektronik ultra-tipis yang fleksibel, atau e-skin, yang dapat mendeteksi dan melacak medan magnet dengan menggunakan satu sensor global. Berbeda dengan desain sebelumnya yang memerlukan banyak sensor dan komponen elektronik, e-skin baru ini lebih efisien dalam penggunaan energi dan meniru cara kulit manusia berinteraksi dengan otak. Inovasi ini memungkinkan interaksi tanpa sentuhan, sehingga kita bisa mengoperasikan perangkat di lingkungan yang basah, ekstrem, atau sensitif, seperti di bawah air atau di laboratorium steril.
E-skin ini terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, ada membran fleksibel yang menjadi struktur dasar e-skin, terbuat dari bahan ringan dan transparan yang memungkinkan udara dan kelembapan lewat. Kedua, ada lapisan magnetosensitif yang menutupi seluruh permukaan e-skin dan dapat mendeteksi sinyal magnet. Ketiga, ada unit pemrosesan pusat yang menentukan lokasi sumber magnet. Ketiga komponen ini bekerja sama seperti kulit manusia dan otak kita dalam memproses sinyal.
Keunggulan e-skin ini adalah kemampuannya untuk digunakan oleh manusia dan mesin, sehingga sangat praktis. Misalnya, seseorang bisa mengontrol ponsel dengan tambalan magnet di sarung tangan, bahkan dalam cuaca dingin atau hujan lebat. Selain itu, e-skin ini juga dapat membantu individu dengan gangguan sensorik dan meningkatkan kemampuan robot dalam berbagai tugas, seperti memasak, operasi penyelamatan, dan eksplorasi laut dalam. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
--------------------
Analisis Kami: Penggunaan satu sensor global ditambah metode tomografi menunjukkan lompatan besar dalam desain e-skin yang efisien dan sensitif, mengatasi masalah utama e-skin terdahulu. Ini membuka peluang besar untuk inovasi dalam teknologi wearable dan interaksi manusia-mesin di masa depan, terutama dalam kondisi yang selama ini sulit dijangkau teknologi lama.
--------------------
Analisis Ahli:
Pavlo Makushko: Validasi metode tomografi dalam e-skin magnetosensitif ini merupakan pencapaian teknis besar yang membuka jalan bagi kemampuan deteksi yang sebelumnya dianggap tidak mungkin.
--------------------
What's Next: E-skin ini kemungkinan besar akan segera tersedia secara komersial dan merevolusi cara manusia dan robot berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui kontrol sensorik tanpa sentuhan dan aplikasi di berbagai bidang seperti medis, industri, dan teknologi konsumen.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/electronic-skin-brain-human-robots
[1] https://interestingengineering.com/innovation/electronic-skin-brain-human-robots
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu kulit elektronik yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Jerman?A
Kulit elektronik adalah kulit fleksibel dan ultra-tipis yang dapat mendeteksi dan melacak medan magnet menggunakan satu sensor global.Q
Bagaimana cara kerja kulit elektronik ini?A
Kulit elektronik ini bekerja dengan menggunakan membran fleksibel, lapisan magnetosensitif, dan unit pemrosesan pusat untuk mendeteksi perubahan resistansi listrik saat mendekati sumber magnet.Q
Apa keunggulan kulit elektronik dibandingkan dengan desain sebelumnya?A
Keunggulan kulit elektronik ini adalah efisiensi energi, ukuran yang lebih kecil, dan kemampuan untuk berinteraksi tanpa sentuhan, bahkan dalam kondisi ekstrem.Q
Apa saja aplikasi potensial dari kulit elektronik ini?A
Aplikasi potensial termasuk kontrol perangkat di lingkungan basah, interaksi dalam realitas virtual, dan membantu individu dengan gangguan sensorik.Q
Siapa peneliti utama yang terlibat dalam penelitian ini?A
Peneliti utama yang terlibat dalam penelitian ini adalah Pavlo Makushko.